Anak Muda Kediri Teliti Kondisi Sungai Kedak, Tingkatkan Kesadaran Kurangi Penggunaan Plastik
Sejumlah 40 anak muda Kediri melakukan penelitian terhadap kondisi Sungai Kedak, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Sungai Kedak merupakan salah satu sungai yang mengalir ke Sungai Brantas. Penelitian yang diinisiasi oleh ECOTON Foundation dalam kegiatan Sekolah Alam Detektif Sungai ini bertujuan meningkatkan kesadaran kurangi penggunaan plastik sekali pakai.ECOTON mengajak anak muda yang menjadi detektif sungai untuk melakukan observasi kesehatan sungai melalui biotilik dan penelitian mikroplastik di Sungai Kedak. Observasi ini bertujuan untuk mengajak anak-anak untuk menjaga sungai. Khususnya, melihat kualitas air menggunakan indikator biota serta kontaminasi mikroplastik yang dapat membahayakan lingkungan sekaligus mengancam kesehatan manusia.“Memang dalam kegiatan ini kami lebih banyak melakukan observasi di sungai, agar siswa mengetahui kondisi lingkungan, apakah kotor, dan penuh plastik. Karena saat ini banyak anak muda yang cuek, melalui sekolah alam detektif sungai ini bisa memberikan kesempatan anak muda untuk menyumbang solusi,” ujar Tonis Afrianto, koordinator kegiatan Sekolah Alam Detektif Sungai, di Sekolah Alam Ramadhani Mojoroto Kota Kediri, Kamis (04/06/2024).Tonis mengatakan, detektif sungai dikenalkan cara-cara kepenulisan jurnal ilmiah untuk dapat menuliskan pengalaman penelitian dan hasil identifikasi melalui kepenulisan ilmiah."Kepenulisan jurnal ini membantu dalam mendokumentasikan data dan temuan penting yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian yang komprehensif," ucap Tonis.Hasilnya, dalam kegiatan observasi ini Sungai Kedak memiliki kesehatan sungai yang kurang baik. Berdasarkan pengamatan biotilik mendapatkan skor 2,5 yaitu tercemar sedang.[caption id="attachment_74641" align=aligncenter width=1280] Potret anak muda Kediri, para detektif sungai gencarkan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai/Foto: Dok. ECOTON[/caption]"Sementara dalam pengamatan mikroplastik mendapatkan kontaminasi partikel filamen, fragmen dan fiber. Sumbernya yaitu dari sampah plastik seperti kresek, saset, dan kain," papar Tonis.Kegiatan ini mendapatkan antusiasme penuh dari anak anak muda. Ahmad Isa Ramadhan, SD Laboratorium Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, mengaku dapat pemahaman mendalam tentang bahaya mikroplastik dan pentingnya mengurangi penggunaan plastik."Ke depannya, diharapkan semakin banyak warga yang sadar akan dampak buruk plastik dan berkomitmen untuk membawa tas belanja sendiri dan pengurangan plastik dalam kehidupan sehari-hari," kata Ahmad.Imam Muttaqin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri, juga mengapresiasi kegiatan Sekolah Alam Detektif Sungai. Pihaknya ingin mengajak anak muda untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi plastik kresek. Serta, mengajak orang tua dan keluarga untuk memilah sampah sejak dari rumah.“Kami sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini, Juga penting untuk menjaga sungai Brantas dari limbah rumah tangga dan polusi plastik. Kota Kediri sudah memiliki Perwali No.40 Tahun 2023 tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai," kata Imam.Peserta detektif sungai ini tergabung dalam berbagai jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah, sampai atas. Ke depannya, ECOTON akan mengajak lebih banyak keterlibatan pelajar dan siswa. Tidak hanya di lingkup Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas saja, tapi di daerah dan sungai lainnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *