Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Jasa Penyedia Tukar Uang Baru Trenggalek, Buka Lapak di Trotoar Berujung Kena Tipu

  • 22 Mar 2025 12:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Jasa penukaran uang mulai menjamur di pinggiran jalanan Trenggalek. Namun, kali ini mereka belum beruntung karena ketersediaan uang pecahan baru sulit didapat, ditambah harga tukar yang semakin mahal membuat pembeli lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.

    Hal tersebut diutarakan oleh Musarofah (45), warga Kelurahan Ngantru, yang rutin melapak di jalanan Trenggalek selama empat tahun terakhir saat bulan Ramadan untuk menawarkan jasa penukaran uang.

    "Lima hari yang lalu, saya kena tipu oleh seorang pembeli. Awalnya, ia menukar uang satu juta rupiah, lalu setelah transaksi selesai, ia meminta lagi uang pecahan sebesar Rp300.000. Namun, setelah saya beri, ia hanya membayar uang jasa tukarnya. Saat saya minta uang pokoknya yang belum dibayarkan, ia mengelak dengan mengaku sudah membayar. Ketika saya lengah, ia kabur," ceritanya.

    Musarofah mengalami kerugian sebesar Rp300.000 yang dibawa lari oleh orang yang tidak dikenalnya. Namun, ia mengaku ingat betul wajah pelaku saat bertemu.

    "Sudah pembeli tidak sebanyak dulu, malah tambah apes lagi. Teman saya sesama penyedia juga pernah ditipu hingga merugi Rp1.000.000. Modusnya selalu sama, yakni tidak mau bayar uang pokok," ujarnya.

    Musarofah melapak di sekitar Jalan Panglima Sudirman menuju Alun-Alun Kota Trenggalek. Ia mengaku tidak menetap di satu tempat dan selalu mencari lokasi yang teduh dari sinar matahari.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    "Saya mulai buka jam 09.00 WIB, dan jika hujan tidak turun, saya pulang jam 17.00 WIB. Saya sudah melapak sejak puasa hari ke-10 sampai sekarang," ungkapnya.

    Musarofah menjelaskan bahwa ada dua jenis uang yang tersedia, yakni uang emisi baru yang belum pernah dipakai dan uang layak edar yang sudah pernah terpakai.

    "Untuk tarif jasa penukaran uang baru sebesar Rp18.000 per Rp100.000, sedangkan untuk uang layak edar Rp15.000 per Rp100.000. Saat ini, persediaan pecahan Rp5.000 sulit didapat, padahal pecahan tersebut paling laku," keluhnya.

    Ia mengatakan omzet pada bulan Ramadan tahun ini berkurang cukup banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Musarofah bercerita bahwa dalam sehari ia dulu dapat menukarkan total uang Rp15 juta, namun sekarang hanya berkisar Rp10 juta.

    "Mungkin memang keadaan sekarang yang tidak stabil jadi penyebab berkurangnya pengguna jasa tukar uang ini," pungkasnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zuhri

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf