Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

Jangan Salah Paham, Sosis Bukanlah 100% Daging

Sosis merupakan produk makanan yang cukup familiar di masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, sosis sering menjadi pilihan praktis. Namun, jenis sosis yang umum dijumpai biasanya berbahan dasar daging sapi, ayam, babi, kelinci, atau ikan. Meski dikenal sebagai makanan berbahan daging, dalam pembuatannya, sosis juga mengandung bahan tambahan lainnya.

Menurut Dokter Zaidul Akbar, meskipun sosis berbahan dasar daging, proses pengolahan yang melibatkan bahan aditif sintetik menyebabkan sosis kehilangan manfaat nutrisinya, termasuk kehilangan elektron. "Kalau ingin makan daging, lebih baik makan daging asli, bukan sosis. Karena dalam sosis ada tepung, pengawet, dan pelunak," ujarnya.

Kandungan dan Proses Pembuatan Sosis

Sosis umumnya tidak 100% terbuat dari daging. Bahan-bahan lain yang sering ada di dalam sosis antara lain garam, sodium, MSG, pengawet, dan bahan tambahan lainnya. Berikut adalah beberapa proses penting dalam pembuatan sosis:

1. Pencampuran Daging dengan Bahan Tambahan

Sosis adalah produk emulsi daging yang dibuat melalui proses penggilingan dengan penambahan bumbu dan bahan lainnya. Bumbu untuk pembuatan sosis terbagi menjadi dua kategori, yaitu bahan utama dan bahan pembantu. 

Bahan utamanya adalah daging, sementara bahan pembantunya meliputi tepung tapioka, pati kentang, nitrit, garam, sodium, bawang putih, merica, fosfat, sodium erythorbate, dan bahan penyedap.

2. Proses Emulsifikasi

Dalam pembuatan sosis, adonan daging bersifat cair yang terdiri dari air, lemak, dan protein. Stabilitas lemak dan kelembapan sangat penting untuk mencegah kegagalan emulsi. 

Protein dalam daging membantu menstabilkan lemak, yang dikenal sebagai proses emulsi daging. Dalam proses ini, campuran daging cincang halus ditambahkan air (es) dan garam untuk menghasilkan sosis emulsi.

3. Pengawetan

Proses pengawetan sosis bertujuan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan menurunkan suhu. Ada dua metode utama pengawetan suhu rendah, yaitu pendinginan (chilling) dan pembekuan pada suhu sangat rendah (deep-freezing).

Meskipun sosis praktis dan digemari banyak orang, konsumsi sosis secara berlebihan perlu dihindari. Kandungan bahan tambahan, seperti pengawet dan MSG, berpotensi memberikan dampak buruk pada kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih dan mengonsumsi makanan olahan.