Kabar Trenggalek - Kerusakan parah di Jalan Plumpit, akses utama penghubung Munjungan dan Dongko, memicu aksi demo warga ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek. Jalan ini merupakan jalur vital bagi aktivitas ekonomi masyarakat, termasuk petani hutan, nelayan, dan pedagang sayur.
Merespons kondisi tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Trenggalek, Ramelan, memberikan penjelasan. Menurutnya, total panjang ruas Jalan Plumpit mencapai 10 kilometer, dengan 3,4 kilometer di antaranya mengalami kerusakan paling parah, terutama di wilayah Munjungan.
“Kami sebenarnya sudah berkomitmen memperbaiki jalan ini. Buktinya, setiap tahun ada anggaran perbaikan untuk ruas tersebut,” ujar Ramelan saat dikonfirmasi.
Ia juga menyebut bahwa perbaikan sebagian ruas jalan telah dilakukan menggunakan dana pinjaman Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sepanjang 5,9 kilometer.
Pada tahun 2025 mendatang, Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah mengalokasikan anggaran darurat sebesar Rp 500 juta untuk memperbaiki Jalan Plumpit. “Kami cicil sedikit demi sedikit,” tambahnya.
Namun, anggaran tersebut dinilai masih jauh dari cukup. Total biaya yang dibutuhkan untuk menuntaskan perbaikan dan pembangunan jalan baru diperkirakan mencapai Rp 4 miliar.
“Karena kondisi sekarang pondasi jalan tidak ada, perbaikannya membutuhkan dana besar. DPRD juga menjanjikan bahwa perbaikan akan tuntas pada tahun 2026,” tandas Ramelan.
Dengan anggaran darurat kabupaten yang hanya Rp 3 miliar untuk tahun 2025, alokasi Rp 500 juta untuk Jalan Plumpit dianggap cukup besar. Meski begitu, masyarakat berharap perbaikan segera dilakukan mengingat pentingnya akses jalan tersebut untuk menunjang aktivitas ekonomi sehari-hari.
Editor:Bayu Setiawan