Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
BPR Jwalita

Jalan Rusak Antar Desa Kerjo–Salamrejo Belum Diperbaiki, Warga Sering Kecelakaan

  • 18 Jun 2025 14:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Jalan penghubung Desa Kerjo–Salamrejo rusak, hanya sebagian diperbaiki
    • Warga alami kecelakaan akibat tanjakan cor jalan terlalu tinggi
    • Warga berharap pemerintah segera lanjutkan perbaikan menyeluruh

    KBRT – Kerusakan jalan sepanjang lebih dari 500 meter yang menghubungkan Desa Kerjo dan Salamrejo, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, masih menjadi keluhan warga. Meski sempat diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten dua tahun lalu, perbaikan dinilai tidak menyeluruh karena hanya dilakukan pada bagian tengah jalan.

    Jahroni (50), warga RT 17 RW 4, Desa Salamrejo, menyampaikan bahwa jalan tersebut kerap ia lalui setiap hari untuk ke ladang. Ia kecewa karena kedua ujung jalan yang rusak dibiarkan tanpa perbaikan.

    “Hanya bagian tengah jalan yang diperbaiki, sedangkan kedua ujung jalan yang juga rusak dibiarkan,” ujar Jahroni saat ditemui.

    Jahroni mengaku sempat mengadukan langsung kepada kontraktor saat proyek pengecoran berlangsung. Namun, ia mendapat jawaban bahwa perbaikan sengaja dimulai dari tengah jalan agar memudahkan jika ada perbaikan lanjutan di kemudian hari.

    Sayangnya, konstruksi jalan cor yang terlalu tinggi menyebabkan dua kecelakaan hanya sebulan setelah proyek selesai. Salah satunya, seorang pemuda mengalami gegar otak setelah terjatuh di tanjakan tajam antara jalan lama dan jalan baru.

    “Naiknya jalan baru dengan aspal lama lebih dari 20 sentimeter. Itu pun warga sempat protes karena bentuknya menyulitkan pengendara,” jelas Jahroni.

    Korban lain, menurut Jahroni, adalah tetangganya sendiri yang jatuh dan terseret cukup jauh. Akibat insiden itu, korban tidak bisa berjalan selama seminggu.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Jahroni menambahkan, pada awalnya ujung jalan cor dibentuk seperti balok tanpa kemiringan. Setelah protes warga, jalan akhirnya ditambahi cor tambahan agar sedikit lebih landai. Namun, perbedaan tinggi antara aspal lama dan jalan baru masih tampak mencolok dan tetap berisiko.

    Tak hanya itu, minimnya penerangan jalan juga pernah memakan korban jiwa. Jahroni mengisahkan seorang ibu meninggal dunia setelah jatuh dari motor karena jalan rusak dan gelap. Saat itu, sang ibu dibonceng anaknya, namun terjatuh tanpa disadari, dan ditemukan telah meninggal setelah dicari kembali.

    “Semoga jalan ini segera diperbaiki lagi di kedua ujungnya supaya kecelakaan tidak terjadi kembali,” tandasnya.

    Keluhan serupa juga disampaikan Sugianto (56), warga Desa Kerjo. Ia mengatakan bahwa meskipun bersyukur jalan sebagian sudah dibangun, namun akses ke ladang masih menyulitkan karena tanjakan tinggi yang membahayakan saat membawa pakan ternak atau hasil panen.

    “Tetap susah kalau lewat sini, apalagi kalau bawa pakan ternak atau hasil panen. Harus lebih berhati-hati,” ucapnya saat ditemui di ladang jagung miliknya.

    Menurutnya, jalan ini cukup padat, terutama saat pagi hari ketika anak-anak pergi ke sekolah. Ia berharap pemerintah segera menindaklanjuti perbaikan agar akses warga lebih aman dan layak.

    Kabar Trenggalek - Mata Rakyat

    Editor:Zamz