Kabar Trenggalek - Kabupaten Trenggalek terus dilanda berbagai peristiwa bencana alam. Salah satunya jembatan penghubung Trenggalek Ponorogo putus, pada Rabu (28/12/2022).
Informasi itu disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek. Lokasi jembatan putus yaitu di RT 15 RW 05, Dusun Selur, Desa Tangkil, Kecamatan Panggul.
Awalnya, pada hari Selasa, mulai Pukul 14.30 WIB sampai hari Rabu, wilayah Kecamatan Panggul diguyur hujan dengan intensitas ringan.
"Rabu, 28 Desember 2022 pukul 04.18 WIB, terjadi jembatan putus dengan panjang 8 m lebar 3 m. Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, menuju Kabupaten Ponorogo tidak bisa dilalui," terang BPBD Trenggalek.
Tidak ada korban dalam peristiwa jembatan putus ini. TRC BPBD, Muspika, 3 pilar Desa Tangkil mendatangi lokasi kejadian. Mereka juga memasang tanda bahaya dan mengimbau kepada masyarakat untuk mencari jalan alternatif.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur mengumumkan potensi cuaca ekstrem hingga akhir Desember 2022. Oleh karena itu, masyarakat perlu waspada akan adanya bencana alam di wilayahnya.
Menurut BMKG Jawa Timur, hasil analisis dinamika atmosfer terkini di wilayah Jawa Timur menunjukkan:
- Kondisi La Nina yang diprakirakan masih dalam level Sedang selama bulan Desember ini. sehingga berpengaruh cukup signifikan terhadap peningkatan curah hujan di Wilayah Jawa Timur;
- Adanya pola pertemuan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan;
- Adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya;
- Aktifnya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Equatorial Rossby di wilayah Jawa Timur;
- Selain itu suhu muka laut di perairan Jawa Timur yang masih hangat dengan anomali antara +0.5 sld +20C. Hal ini menyebabkan suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.
BMKG Jawa Timur, menyampaikan beberapa wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi.
Berbagai bencana itu seperti genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi.