KBRT – Setelah melewati masa libur Iduladha dan lonjakan permintaan daging untuk hajatan serta tasyakuran kepulangan jamaah haji, sejumlah pedagang daging sapi di Trenggalek kembali membuka lapaknya. Namun, mereka kini menghadapi tantangan baru berupa penurunan permintaan dan harga sapi yang masih tinggi.
Yayuk Pujiastuti (55), pedagang daging sapi di Jalan Yos Sudarso, Trenggalek, menyampaikan bahwa penjualan daging mulai menurun sejak Selasa (17/6/2025), setelah sempat meningkat selama sepekan terakhir.
“Kemarin, daging satu ekor sapi habis terjual pada pukul 07.00 WIB, berbeda dengan sekarang yang sudah hampir siang tapi masih tersisa sedikit,” ujar Yayuk.
Menurut Yayuk, lonjakan penjualan sebelumnya dipicu oleh permintaan dari pemilik hajatan dan keluarga jamaah haji yang mengadakan tasyakuran. Namun kondisi tersebut tak berlangsung lama.
“Setiap hari di sini tetap sembelih satu ekor sapi, normalnya sekitar 140 kilogram daging. Hari Selasa ini tersisa sekitar 15 kilogram yang hampir tak terjual. Tapi akhirnya saat sore kios sudah tutup, ada tukang katering yang beli jadi sisa sedikit,” jelasnya.
Yayuk mengaku, usai Iduladha terkadang kiosnya mengalami penurunan penjualan hingga 20 kilogram per hari, kondisi yang jarang terjadi dalam hari-hari biasa.
Sementara itu, Gemiyati (52), asisten Yayuk yang turut membantu di kios, menambahkan bahwa sejumlah pelanggan tetap seperti pengusaha kuliner di Trenggalek masih belum beroperasi.
“Setelah Iduladha, warga kan masih punya stok daging kurban. Biasanya diolah jadi bakso, jadi para pedagang bakso juga belum kembali jualan,” terang Gemiyati.
Ia mengungkapkan bahwa harga sapi di tingkat peternak juga belum menunjukkan penurunan. Untuk menghindari kerugian, kios yang dijaganya bahkan terpaksa membeli daging dari pedagang lain.
“Daripada sembelih sapi lagi, harganya mahal, jadi pilih beli daging dari pedagang lain,” tandasnya.
Gemiyati juga menceritakan bahwa saat Iduladha, kiosnya turut melayani jagal hewan kurban. Beberapa karyawan kios disewa untuk membantu proses penyembelihan dan pemotongan, yang sekaligus menjadi momen berbagi dan makan bersama.
Harga sapi yang biasa disembelih di kios Yayuk bervariasi, mulai dari Rp18 juta hingga Rp28 juta per ekor. Namun sejak momentum Iduladha, harga naik hingga Rp30 juta.
“Kalau gini kendalanya cuma di harga sapi. Yang awalnya Rp28 juta kini bisa sampai Rp30 juta,” tambahnya.
Meski harga sapi naik, Yayuk memastikan harga daging sapi di kiosnya tetap stabil. Ia menjual tiga kategori daging dengan harga berbeda.
“Daging biasa dijual Rp130 ribu per kilogram, kualitas menengah Rp125 ribu, dan kualitas super Rp135 ribu per kilogram,” sebut Yayuk.
Ia menegaskan bahwa harga tersebut sudah cukup lama tidak mengalami perubahan meskipun biaya pengadaan sapi terus meningkat.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz