KBRT – Harga pisang raja di pasar tradisional Trenggalek kembali normal sepuluh hari usai malam 1 Suro. Meski demikian, pedagang masih mengeluhkan sulitnya pasokan buah tersebut.
Siti (50), pedagang pisang di Pasar Sore Trenggalek, mengungkapkan bahwa harga pisang raja kini kembali ke harga biasa, yakni sekitar Rp 50.000 per tangkep (dua sisir), khusus untuk kualitas buah besar dan mulus.
“Sekarang sudah normal, satu tangkepnya pisang raja dengan ukuran besar dan buahnya mulus sudah kembali ke Rp 50.000,” ujar Siti.
Sebelumnya, saat menjelang malam 1 Suro, harga pisang raja sempat melambung dua kali lipat hingga Rp 100.000 per tangkep karena tingginya permintaan, terutama untuk kebutuhan ritual dan tradisi lokal.
“Pisang raja itu sulit didapatkan, seperti saat ini saya juga belum punya stok untuk besok karena sudah habis dibuat 1 Suro kemarin,” lanjutnya.
Siti mengaku memperoleh pasokan dari petani lokal di Trenggalek. Meski pasokannya terbatas, ia memilih tidak mengambil dari daerah lain karena harga beli yang lebih tinggi dan margin keuntungan yang tipis.
“Meski saya banyak tawaran dari luar Trenggalek, saya tidak berani ambil karena harganya tinggi dengan untung tipis,” ujarnya.
Menurut Siti, harga pisang raja sangat bergantung pada kualitas buah, mulai dari tingkat kematangan, ukuran, hingga tampilan fisik buah.
“Berbeda dengan buah lain seperti semangka yang hitungannya per kilogram. Pisang raja biasanya dipakai untuk ritual atau sah-sahan anak silat, jadi harus kelihatan bagus,” paparnya.
Harga pisang raja dengan kualitas premium bisa mencapai Rp 70.000 per dua sisir, sedangkan yang berkualitas rendah—misalnya bercak karena terlalu matang—bisa dijual seharga Rp 30.000 per tangkep.
“Dari dulu kalau mau malam satu Suro memang begitu, banyak yang nyari terus dapatnya susah,” tandas Siti.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz