Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Harga Cabai Rawit Trenggalek Masih di Bawah Rata-Rata Provinsi Jawa Timur

Kabar Trenggalek - Harga cabai rawit Trenggalek masih di bawah harga cabai rawit rata-rata di Jawa Timur. Konsumsi cabai rawit di Trenggalek menjadi bahan utama untuk kebutuhan memasak. Naik turunnya harga cabai rawit sering dikeluhkan petani, pedagang dan konsumen masyarakat Trenggalek, Selasa (19/10/2021).Dilansir dari laman resmi Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura (Puslitbanghorti), hortikultura.litbang.pertanian.go.id, cabai rawit "capsicum frutescens" termasuk dalam famili solanaceae dan merupakan tanaman berumur panjang atau menahun.Cabai rawit dapat hidup selama 2-3 tahun apabila dipelihara dengan baik dan kebutuhan haranya tercukupi. Cabai rawit dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, namun tanaman ini lebih cocok ditanam di ketinggian antara 0-500 m dpl.Dari Pantauan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga cabai di Trenggalek yaitu Rp. 19.500 per kilo gram (kg). Harga ini masih di bawah rata-rata harga Provinsi Jawa timur. Harga untuk komoditas cabe rawit per kg di Provinsi Jawa Timur, rata-rata adalah Rp20.465.Baca juga: Harga Cabai di Trenggalek Turun Drastis, Pemerintah Malah Impor CabaiHarga cabai rawit rata-rata tertinggi di Kota Madiun Rp25.500, dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Bondowoso Rp15.750. Informasi harga cabai ini diakses pada tanggal 19 Oktober 2021, pukul 14:27 WIB, dari 38 data kabupaten/kota yang masuk (total 38 kota/kabupaten) di Jawa Timur.Siti Fatimah, pedagang cabai asal Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek mehgatakan harga cabai rawit sempat mengalami anjlok di Trenggalek. Harga cabai rawit pada tanggal 26 Agustus 2021 yaitu Rp. 12.000 – Rp. 13.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit pada bulan Juli 2021 menyentuh Rp. 20.000 ke atas.Meskipun harga cabai rawit anjlok, ada juga petani yang tidak terdampak. Seperti yang dialami Sukono, salah satu petani di Desa Dawuhan, Kecamatan Trenggalek. Saat memanen cabai rawit di sawah bersama istrinya, Sukono bercerita tentang pengalamannya menekuni pertanian cabai rawit.Sukono mengaku, dia sudah menekuni pekerjaan petani cabai rawit sejak enam tahun silam. Kata Sukono, ia mendapatkan keuntungan ketika harga cabai naik. Namun, lanjutnya, saat harga cabai rawit anjlok ia tidak untung juga tidak rugi. Berkaitan dengan hal ini, Sukono memberi penjelasan.Baca juga: Harga Cabai Anjlok, Petani Desa Dawuhan Trenggalek Tak Rasakan Rugi“Karena saya tidak menanam cabai satu musim saja, namun saya memakai dua musim tanam cabai. Dan hasilnya saya rasakan,” ungkap Sukono saat ditemui di lahan sawah cabainya.Sukono juga menghitung, kalau menanam cabai rawit di tanah sendiri hanya tenaga saja yang dikorbankan. Hal tersebut sudah dianggap biasa oleh Sukono.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *