Daftar Isi [Show]
Rembuk Stunting Trenggalek
Stunting di Trenggalek menjadi titik fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Pasalnya, data stunting di Trenggalek harus dipacu penekanan sejak dini sebelum menjadi bom waktu.
Presiden Jokowi menjadikan atensi untuk penanganan stunting di daerah. Melalui rembuk stunting, penanganan gagal tumbuh kembang anak bisa teratasi dengan optimal dan masif.
Pada tahun 2024 mendatang, bumi Menak Sopal Trenggalek berkomitmen untuk menekan angka stunting hingga 14 persen. Untuk saat ini angka stunting masih di angka 19 persen.
Tekan Stunting, Demi Generasi Emas
Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara, saat menghadiri rembuk stunting di Rumah Coklat Karangan, menerangkan bahwa, mengentaskan stunting adalah tugas bersama.
Menurunkan angka stunting hingga 4 persen bukan perkara mudah. Namun, perlu kolaborasi optimal antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD), bersama masyarakat.
"Ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menekan stunting demi generasi emas di kota kami tercinta Trenggalek," ujarnya saat membuka acara rembug stunting.
CalonPengantin Ujung Tombak Pencegah Stunting
Pencegahan stunting tak hanya pada kecukupan gizi pada anak. Namun, calon pengantin harus benar benar mengetahui dan memahami bagaimana mencegah stunting sejak dini.
Kasman, perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, menerangkan bahwa mindset ibu sekarang tak mau menyusui secara eklusif.
Fenomena demikian seharusnya menjadi bekal pemahaman calon pengantin, bahwa susu eksklusif itu bagus bagi anaknya mendatang dan menjadi salah satu indikator gizi sebagai penekan stunting.
"Ada sebagian masyarakat yang masih menganggap asi ekslusif itu kotor. Padahal asi ekslusif ini justru istimewa bagi tumbuh kembang bayi. Budaya atau anggapan-anggapan seperti ini yang perlu diedukasi," tegasnya.
Dinas Kesehatan Trenggalek: Dua Upaya Kunci Mencegah Stunting
Dalam rembuk stunting itu tampak berbagai lintas OPD di bawah payung Pemkab Trenggalek hadir. Hal ini menjadi karpet merah dalam menekan angka stunting di Trenggalek.
Sunarto, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek, menegaskan ada dua upaya untuk menekan stunting. Satu upaya spesifik dan dua upaya secara sensitif.
"Secara spesifik itu meliputi pemenuhan gizi tambahan. Yang sakit kita obati seperti kita beri obat tambah darah, obat cacing dan yang lainnya. Namun upaya spesifik ini hanya 30% mengatasi stunting," tegasnya.
Sementara itu, tambah Sunarto, yang 70% adalah upaya sensitif. Upaya ini banyak, diantaranya bagaimana sanitasinya. Kemudian pemenuhan kebutuhan pokoknya seperti apa dan yang lainya.
"Harapannya antara spesifik yang 30% dan sensitif 70% itu bisa terpadu. Dengan begitu anak-anak stunting bisa teratasi," ujarnya.