KBRT - Kematian seorang pengemudi ojek online (ojol) saat aksi demonstrasi di Jakarta memantik keprihatinan mendalam. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Trenggalek menyatakan kecaman keras terhadap tindakan represif aparat yang dinilai melukai kemanusiaan dan demokrasi di Indonesia.
“Kami menyampaikan keprihatinan yang mendalam sekaligus mengutuk dan mengecam keras segala bentuk tindakan represif dan brutal aparat terhadap warga negara,” ujar Mohamad Sodiq Fauzi, Ketua GMNI Trenggalek.
Sodiq menegaskan, insiden penabrakan masyarakat sipil di Jalan Penjernihan Raya, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis sore merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.
Ia menilai, Indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi demokrasi tidak semestinya menggunakan kekerasan untuk merespons aspirasi rakyat.
“Menyampaikan pendapat di muka umum bukanlah keistimewaan, melainkan hak fundamental yang terjamin undang-undang dasar,” jelasnya.
Sodiq menyoroti respons aparat yang menggunakan gas air mata, pentungan, hingga intimidasi fisik dalam membubarkan aksi damai. Menurutnya, hal itu menunjukkan kegagalan negara dalam melindungi warga.
Sedangkan kekerasan yang dilakukan atas nama penertiban, lanjutnya, mencerminkan kesalahan dalam memahami tugas dan etika profesionalisme kepolisian.
“Kami tidak bisa tinggal diam. Masyarakat sipil, akademisi, dan organisasi pergerakan maupun organisasi hak asasi manusia harus bersatu mengutuk dan menuntut pertanggungjawaban atas setiap tindak kekerasan yang dilakukan aparat,” kata Sodiq.
Ia menambahkan, tindakan represif tidak hanya melukai fisik demonstran, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum.
“Kami mendesak dan menuntut pihak kepolisian untuk segera menindak lanjuti kasus ini secara transparan,” tegasnya.
Kapolri dan Pemerintah sebagai pengayom masyarakat, menurut Sodiq, harus menindak tegas anggota kepolisian yang melakukan kekerasan terhadap warga yang berunjuk rasa.
Hal itu dinilai penting demi menjamin keselamatan rakyat sekaligus menghentikan praktik kekerasan terhadap sipil. GMNI Trenggalek juga mengajak mahasiswa dan elemen masyarakat luas untuk bersatu mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Demokrasi tidak akan pernah tumbuh di bawah bayang-bayang ketakutan. Jika suara rakyat terus dibungkam dengan kekerasan, bangsa Indonesia akan menyaksikan kemunduran peradaban,” kata dia.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Lek Zuhri