Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Gerabah Trenggalek Tetap Eksis: Sugiarti Raup Jutaan dari Pasar Tradisional

  • 12 May 2025 16:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Di tengah gempuran perabot dan peralatan modern, gerabah dan peralatan tradisional seperti cobek, kuali, hingga gelas dari tanah liat masih eksis dan laris di pasar tradisional Trenggalek.

    Di Pasar Basah Trenggalek, Sugiarti (56) setia membuka lapaknya yang cukup luas untuk menjajakan berbagai gerabah dan perabotan rumah tangga. Ia memiliki delapan petak kios yang seluruhnya berisi gerabah dan perabotan rumah.

    “Dengan berjualan gerabah ini dari tahun 1982, sudah dapat membesarkan tiga orang anak saya. Alhamdulillah sampai sekarang dagangan di sini tetap ramai setiap harinya,” ujar Sugiarti.

    Wanita asal Dusun Ceme, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, tersebut awalnya berjualan di Pasar Pon Trenggalek. Namun, setelah pasar itu dibangun lebih megah, ia memilih pindah ke Pasar Basah karena pembeli lebih ramai.

    Sugiarti menceritakan, dari hasil berdagang perabot dan gerabah, ia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga lulus perguruan tinggi. Ia menegaskan bahwa penghasilan dari dagangan gerabah mampu menutup biaya pendidikan anak-anaknya hingga kini.

    “Yang bungsu itu sekarang masih semester 2 di Universitas Airlangga. Ya, syukur sampai sekarang berjualan gerabah tetap jadi penghasilan utama saya,” jelasnya.

    Sugiarti menambahkan, ia memilih berjualan gerabah karena komoditas ini awet dan bertahan lama, tidak seperti dagangan lain di pasar basah. Selain gerabah, ia juga menyediakan perabot rumah tradisional berbahan dasar bambu seperti kalo, irik, besek, tompo, dan lainnya.

    “Karena lekatnya saya dengan dagangan perabot ini, saya hingga dapat julukan Sugiarti Besek oleh pedagang-pedagang pasar lain,” terangnya.

    Lebih lanjut, Sugiarti menerangkan bahwa ia mendapat dagangannya dari luar daerah Trenggalek yang dikirim langsung ke rumah atau ke lapaknya di Pasar Basah.

    Ia juga bercerita bahwa hingga kini masih memiliki lapak di Pasar Pon, tetapi tidak digunakan dan dimanfaatkan oleh adiknya untuk berjualan gerabah. Sugiarti menyebut adiknya juga mengeluhkan sepinya pembeli di sana.

    “Kalau kira-kira total dagangan saya tidak tahu, mungkin kalau sekarang ya sekitar belasan juta,” ujarnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz