Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT

Musim Panen Umbi Gadung, Warga Gador Trenggalek Olah Jadi Keripik Tradisional

Selfia Nela Natasya Mahasiswa UIN SATU - Magang

  • 30 Jul 2025 14:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Memasuki musim panen umbi gadung, warga Dusun Pingit, Desa Gador, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, memanfaatkannya menjadi produk olahan berupa keripik. Salah satunya dilakukan oleh Bu Kalis, warga setempat, yang mengolah gadung secara tradisional menjadi camilan gurih dan renyah.

    “Umbi gadungnya kalau beli per kilonya Rp1.200,” ujar Bu Kalis.

    Bu Kalis menjelaskan, pembuatan keripik gadung merupakan usaha musiman karena hanya bisa dilakukan saat gadung telah cukup umur dan siap panen. Jika dipanen terlalu muda, umbi gadung tidak bisa diolah menjadi keripik.

    “Biasanya saya membuat keripik gadung total 5 kilo dan paling banyak 10 kilo. Lima kilo keripik membutuhkan 30 kilo umbi gadung, kalau 10 kilo keripik 75 kilo umbi gadung,” terangnya.

    Proses pembuatan keripik gadung memakan waktu sekitar tiga hari. Dengan metode tradisional, keripik yang dihasilkan memiliki cita rasa khas dan renyah.

    “Proses pembuatannya itu dipasah, kemudian diberi abu sama garam, dan dibiarkan di keranjang selama satu malam biar racunnya hilang. Terus dibawa ke sungai selama dua hari, kalau sudah dicuci terus direbus dan dijemur,” ujar Bu Kalis.

    Keripik gadung hasil olahannya dijual seharga Rp28.000 per kilogram. Namun, ketika cuaca hujan dan proses pengeringan terganggu, warna keripik bisa berubah menjadi kuning, yang berdampak pada penurunan harga.

    “Harganya turun jadi Rp27.000 kalau warna kerupuknya kuning,” ujarnya.

    Dari usaha tersebut, Bu Kalis mengaku membutuhkan modal awal sekitar Rp44.000. Jika mampu menjual 5 kilogram keripik, ia bisa mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp96.000.

    “Harapan saya ya tentunya semoga lancar usahanya, karena untuk kebutuhan sekolah anak,” tutupnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz