Fenomena anak putus sekolah di Trenggalek masih tampak. Hal itu menjadi pekerjaan yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek.
Novita Hardini, Ketua TP PKK Trenggalek, saat kegiatan Makarya Ning Desa, memberikan bimbingan kepada kepala sekolah (kepsek). Tujuan Bunda Novita (sapaan akrabnya), dapat memberikan dampak terhadap pembelajaran.
"Kalau anak tidak berkualitas, kapan keluarga itu bisa sejahtera? Kami berharap kepada kepala sekolah mampu memberikan informasi yang tuntas terhadap apa yang saat ini diperjuangkan Pemkab Trenggalek [soal pendidikan]," kata Bunda Novita.
Bunda Novita juga memaparkan soal fenomena anak putus sekolah. Dirinya mengaku identifikasi penyebab putus sekolah ada beberapa faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi dan sosial budaya.
"Di Trenggalek ini masih ada anggapan bisa makan sudah cukup, meskipun tidak sekolah. Kita berupaya memerangi ini karena kalau anaknya tidak berkualitas makan, kapan keluarga itu akan berdaya?" paparnya.
Bunda Novita menambahkan, tujuannya adalah menekan kemiskinan ekstrem. Sehingga, faktor mendasar adalah memperhatikan pendidikan anak-anak, supaya ke depan mampu menjadi generasi bangsa yang berdaya.
"Ingin menyejahterakan masyarakat, maka harus perhatikan anak-anaknya. Sebanyak 150 anak kami sekolahkan, sebagai upaya mencegah angka anak putus sekolah dan mendorong anak bisa tumbuh berkualitas," ujar istri Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, itu.