Kabar Trenggalek - Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), M. Syahril, mengatakan cakupan vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster masih sangat rendah.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per tanggal 15 September 2022 pukul 18.00 WIB, cakupan vaksinasi booster pertama baru mencapai 26,45% persen atau sekitar 62.080.191 orang. Target capaian vaksinasi itu menurun usai libur lebaran 2022.
“Vaksinasi ketiga meningkat pada awal April, kemudian terjadi penurunan yang tentunya banyak penyebab sehingga capaian vaksinasi booster pertama ini masih landai,” kata Syahril dalam keterangan pers, Jumat (16/09/2022).
Syahril menyampaikan, saat ini Kemenkes telah menyusun sejumlah strategi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster Covid-19. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada masyarakat. Sebab ada kemungkinan imunitas masyarakat turun di tahun depan.
Baca: Waspada! Subvarian Omicron Bisa Menembus Vaksin Covid-19
“Meskipun saat ini persentase kasus harian COVID-19 terus menurun, vaksinasi primer dan booster terus kita gencarkan. Jadi, kalau ada gelombang baru COVID-19 kita lebih siap karena kekebalan tubuh kita masih kuat,” ujar Syahril.
Menurut keterangan Syahril, Kemenkes telah mendorong seluruh kepala daerah baik gubernur maupun bupati/walikota untuk terus menjalankan vaksinasi Covid-19 dengan bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya.
Syahril menjelaskan, akselerasi itu perlu dilakukan agar semakin banyak daerah yang cakupan vaksinasi ketiganya diatas 50%. Sebab, sejak dimulai pada 22 Januari 2022 lalu, baru ada 3 daerah yang cakupan vaksinasi ketiganya sudah di atas 50%.
Ketiga daerah tersebut yaitu Provinsi Bali, DKI Jakarta dan Kepulauan Riau. Bali berada di posisi tertinggi dengan jumlah vaksinasi booster 69,8%, DKI Jakarta dengan 66,0% dan Kepulauan Riau 52,1%.
Baca: Vaksinasi Booster di Trenggalek Minim Peminat, Ini Kata Dinas Kesehatan
“Penyediaan sentra-sentra vaksinasi terutama di tempat-tempat publik, perlu kembali digalakkan untuk mendekatkan layanan vaksinasi kepada masyarakat. Saya kira ini bisa kembali menarik minat masyarakat,” jelas Syahril.
Selain itu, kata Syahril, Kemenkes juga akan menerapkan strategi “jemput bola” untuk mendekatkan layanan kepada sasaran terutama kelompok rentan yang kesulitan mengakses sentra vaksinasi booster.
“Jemput bola ini untuk memudahkan sasaran yang kesulitan mengakses layanan vaksinasi COVID-19. Caranya dengan mendatangi rumah-rumah, pasar maupun tempat publik lainnya. Jadi kita kejar, tidak menunggu mereka datang ke puskesmas atau pusat-pusat layanan vaksinasi, tapi kita jemput bola,” terangnya.
Syahril mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna meningkatkan kekebalan tubuh. Vaksinasi booster terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh seseorang hingga 4-6 kali lipat, sehingga mampu mencegah risiko terburuk dari infeksi Covid-19.
“Untuk yang belum booster saran saya terus dilanjutkan, karena itu memberikan proteksi yang baik untuk kita, sasaran yang dibooster terbukti secara ilmiah kadar antibodinya jauh lebih tinggi dibandingkan yang belum dibooster, ini penting untuk melindungi orang sekitar terutama orang tua kita,” tandasnya.