Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Desa Karanganom Masuk 3 Besar Lomba Gotong Royong, Sekda Trenggalek Minta Keberlanjutan Gerakan Sosial

  • 07 May 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT — Desa Karanganom, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, berhasil masuk dalam tiga besar nominasi Lomba Gotong Royong tingkat Provinsi Jawa Timur 2025. 

    Bersama dua desa lainnya dari Kabupaten Madiun dan Bojonegoro, Karang Anom kini memasuki tahap penilaian lapangan sebelum ditentukan peringkat juaranya.

    Sekretaris Daerah Trenggalek, Edy Soepriyanto, menegaskan bahwa yang terpenting bukan semata meraih juara, melainkan keberlanjutan penerapan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

    "Bukan juaranya yang utama, tapi tindak lanjut dan penerapan gotong royong itu seperti apa," ujar Edy saat menyambut tim penilai.

    Edy mencontohkan bahwa gotong royong dalam konteks modern seperti siskamling yang kini dilengkapi CCTV tetap berakar pada nilai solidaritas sosial. Ia berharap penilaian ini menjadi pemicu bagi masyarakat untuk terus melestarikan semangat gotong royong lintas generasi.

    "Tadi disampaikan oleh Ketua Tim Penilai Lapang, tidak hanya soal fasilitas, tapi bagaimana nilai-nilai luhur ini ditanamkan ke generasi muda agar tetap hidup," tambah Edy.

    Ia juga berharap keberhasilan Karanganom bisa direplikasi ke desa-desa lain di Trenggalek.

    "Ini bagian dari niat baik kita. Semoga keberhasilan ini menjadi keberlanjutan bagi desa-desa lain," tutupnya.

    Sementara itu, Ketua Tim Penilai Lapang, Tri Yuono, yang juga Kabid Kemasyarakatan Desa Dinas PMD Provinsi Jatim, menjelaskan ada empat aspek yang menjadi tolok ukur penilaian.

    "Tim penilai menggali apakah data yang disampaikan saat seleksi administrasi sesuai dengan kondisi di lapangan," jelas Tri.

    Ia menambahkan, terkadang praktik gotong royong di desa sudah berjalan baik meskipun belum seluruhnya terdokumentasi. Hal ini akan menjadi nilai tambah.

    Tri mengakui budaya gotong royong saat ini makin langka akibat tantangan globalisasi dan pergeseran nilai generasi muda.

    "Gotong royong itu nilai, norma, dan kultur yang diwariskan turun-temurun. Sekarang kita hadapi tantangan generasi yang kurang tertarik dengan nilai ini," tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Advertorial

    Editor:Lek Zuhri