Depot Anda tak seperti depot pada umumnya. Sekadar menjadi tempat makan yang setelahnya ditinggalkan begitu saja. Dengan ragam menu kopi yang diracik khusus barista, Depot Anda menjelma menjadi Coffee Shop. Nuansa tradisional dan ragam racikan kopi membuat pengunjung betah berlama-lama. Berikut reportase Trigus D Susilo, jurnalis kabartrenggalek.com seputar kekhasan Depot Anda.
Selepas isya', aku berangkat menuju Depot Anda, setelah setengah jam sebelumnya seorang mentor mengirim pesan singkat, mengajakku ngopi. Mungkin untuk membahas bisnis atau sekadar membahas berita seputar Trenggalek. Depot Anda yang terletak di Jl. PB Sudirman 8, Trenggalek ini tampak ramai kala pagi, siang dan malam.
Saat sore hari, tidak terlalu banyak orang datang. Tak sedikit wajah-wajah pengunjung yang tidak terlalu asing, karena kerap terlihat. Meskipun sebenarnya aku tidak mengenal mereka. Ketika sampai, aku memilih meja dekat tempat cuci tangan. Tepat di atas wastafel itu terpajang sebuah cermin.
Di depan tempat aku duduk, tampak beberapa barista sibuk mengurus biji-biji kopi dan juga minuman yang telah dipesan pelanggan. Seorang barista sedang menakar biji kopi lalu memasukannya ke dalam mesin grinder. Barista yang lain sibuk menyiramkan air panas pada bubuk kopi yang telah ditempatkan dalam alat Hario Switch, proses memisahkan ampas kopi dengan sarinya.
Aku menjadi familiar dengan Depot Anda sejak anak anak muda Trenggalek keranjingan kopi single origin, kira-kira sekitar Tahun 2017 silam. Kopi Single Origin begitu memikat gen Z maupun milenial yang kemudian memantik mereka berdialog dalam pembahasan serius. Sejak saat itu pulalah, kopi tanpa gula dan kopi non sachet merebak menjadi sebuah tren di bumi Minak Sopal. Anak-anak muda ini kemudian menghimpun dirinya dalam wadah Mantri Kopi, kumpulan para penggila kopi murni.
“Sebenarnya banyak orang tertarik dengan kopi Single Origin saat adanya kasus sianida Mirna. Orang-orang penasaran dengan kopi Vietnam Drip lalu banyak datang ke depot ini,” terang Pandu suatu ketika. Pandu Budi Wicaksono adalah nama pengelola Depot Anda. Ia masih muda. Berkacamata. Sudah beristri. Dia memiliki talenta dalam mengolah biji kopi menjadi minuman nikmat. Ia salah satu Barista di Trenggalek yang cukup matang pengalamannya.
Sebenarnya, tempat yang ia kelola ini merupakan peninggalan moyangnya. Mula-mula Depot Anda dirintis tahun 1970 oleh neneknya, Tiastini. Tahun 2000, pengelolaan tempat dilanjutkan oleh budenya, bahkan bapaknya juga pernah mengelola. Namun pada Tahun 2005-2013 Depot Anda tak dikelola sebagai depot, melainkan jualan jajanan saja. Baru Pada Tahun 2014, ia diberi kewenangan untuk mengelola Depot Anda. “Dulu saya pernah buka depot, namanya Depot Sidodadi, tempatnya yang sekarang dibangun Hotel Jaas. Baru kemudian saya melanjutkan mengelola Depot Anda ini,” jelasnya.
Di tangannya inilah kemudian Depot Anda lebih dikenal sebagai Coffee Shop ketimbang warung makan. Menurut cerita-cerita orang, dahulu depot Anda bukanlah warung kopi, melainkan warung makan dengan menu andalan ayam rujak dan kari ayam. Meski demikian, Pandu, tak gagap dengan perkembangan, ia tetap mempertahankan menu-menu hidangan Moyangnya alih-alih hanya berjualan kopi dan minuman lainnya. “Sebenarnya aku dulu tidak suka kopi, tapi karena mengikuti trend akhirnya jadi suka,” ujar Pandu Pandu mempekerjaan 4 barista untuk membantunya meracik kopi. Meskipun saat ini warungnya ramai, tapi ia pernah mengalami masa sepi pelanggan. Itu terjadi saat ia baru saja merintis Depot Anda sebagai Coffee shop.
"Awal buka kembali Tahun 2014, dulu sepi sekali, berlangsung selama 2 tahun, orang-orang Trenggalek belum terlalu mengenal kopi single origin, bahkan sehari dapat uang 10.000 saja" curhatnya saat kami mengobrol. Pandu tak melulu berada di belakang meja barista. Saat pelanggan tak banyak, ia kerap memanfaatkannya untuk berbincang dengan pengunjung yang dikenalnya, termasuk aku. Hanya saat ada pembeli yang menginginkan olahan biji kopi khusus, ia baru turun tangan. "Om buatkan kopi yang menurutmu paling enak," pinta Cahyo kepada Pandu. Cahyo adalah salah satu penikmat kopi buatan Pandu, ia kerap datang ke Depot Anda untuk mencicipi berbagai jenis biji kopi. Ia sering menikmati kopi tanpa gula.
Menerima permintaan, Pandu bergegas menuju meja barista, mengambil biji kopi dalam kemasan. Dari kejauhan aku melihat tulisan yang menempel di kemasan tersebut. Ijen Karamela. Ia tampak cekatan dan cermat. Sembari ngobrol dengan orang-orang, aku mengamati sekeliling. Di sebelah kiri wastafel cuci tangan, terdapat hiasan dinding dari benang wol, hiasan tersebut tampak seperti kucing, tersimpan rapi dalam wadah berpigura dan berkaca, aku teringat cerita Pandu sebelumnya. “Itu prakarya bapak saat masih duduk di SD Pertiwi, kira-kira tahun 1980. Kadang kalau teman bapak semasa SD datang ke sini, akan langsung teringat prakarya tersebut,” cerita Pandu.
Nuansa Depot Anda memang sederhana, namun nyaman untuk ditempati berlama-lama, mungkin karena kadung jadi legenda. Di beberapa sudut terdapat hiasan dinding bergaya retro. Lantainya pun bukan terbuat dari batu keramik, melainkan dari semen, terlihat klasik dan rapi. Pandu datang membawa kopi pesanan, Cahyo tak membiarkan kopi keburu dingin, ia langsung menghirup kepulan asap yang keluar dari air panas bercampur sari kopi Ijen Karamela, sesaat menikmati aromanya. baru kemudian ia menyeruput kopi tersebut, tentu saja tanpa gula.
“Enak om?” tanyaku untuk memastikan bahwa buatan Pandu benar-benar enak. “Wuih, enak Gus” Jawab Cahyo menilai kopi buatan Pandu. “Kalau gitu, buatkan saya juga, Bro” pintaku. Pandu bergegas beranjak ke ruang baristanya. Aroma kopi Ijen Karamela menguap dari gelas kopi Cahyo, tercium nikmat dan memikat. Kami melanjutkan obrolan malam itu.
Sementara, dari sound yang terpajang di dekat Pandu bekerja, mengalun suara Rod Stewart menyanyikan lagu 'I Don't Want to Talk About It'. bersatu padu dalam nuansa Depot Anda malam itu. Suasana yang meninggalkan kesan mendalam. Membuat pengunjung tergelitik datang kembali.
Editor:Danu S