Bagi masyarakat pada umumnya, ada keyakinan bahwa terlalu banyak makan daging kambing menyebabkan darah tinggi.
Tidak heran, jika sehabis makan daging kambing, tensi darahnya naik, yang disalahkan adalah daging kambingnya.
Daging Kambing Menyebabkan Darah Tinggi itu Mitos
Menurut dr. Tirta, seorang dokter yang juga artis, pemahaman masyarakat bahwa daging kambing menyebabkan darah tinggi sebenarnya adalah mitos. Penjelasan tersebut ia berikan waktu tanya jawab di podcast.
"Daging kambing menyebabkan darah tinggi?" Tanya seseorang di balik layar kepada dr. Tirta.
"Mitos" jawab tegas dr tirta sambil tersenyum.
Menurut dr. Tirta yang menyebabkan darah tinggi setelah makan olahan daging kambing adalah komponen garam dan kecap. Bukan pada daging kambingnya.
"Jadi yang menyebabkan daging kambing, sate kambing, tongseng, tengklek dan gule menyebabkan (tensi) meroket adalah komponen darah dan kecapnya yang berlebihan" jelas dr. Tirta.
dr. Tirta juga menambahkan, daging kambing memiliki protein tinggi dan sehat, bahkan melebihi kualitas daging sapi. Oleh karena itu, menuduh kambing sebagai biang kerok darah tinggi adalah fitnah.
"Semua hal yang mengandung rasa-rasa itu beresiko tinggi. Makanya kalau sudah tahu itu asin jangan berlebihan. Sudah gule, tongseng, santen, ditambah garam, begitu darahnya naik yang disalahkan kambingnya. Itu fitnah". Ungkap dr. Tirta.
Video penjelasan dokter Tirta tersebut diupload di akun Reels dr.tirta berkolaborasi dengan akun reels pengpengpeng.
Benarkah Garam Menyebabkan Darah Tinggi?
Menurut Penjelasan Kementerian Kesehatan, ditekankan terkait penggunaan garam dapur dalam masakan, yang umum dalam kehidupan sehari-hari, dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan. Konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Menurut penjelasan kementerian kesehatan, kelebihan garam dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan jumlah natrium dalam sel.
Hal ini dapat mengakibatkan penyempitan diameter pembuluh darah arteri, memaksa jantung untuk memompa darah lebih keras, sehingga meningkatkan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah ini, sebagaimana diungkapkan dalam unggahan kemenkes, dapat berkontribusi pada peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.
Selain itu, asupan garam yang tinggi juga disebut dapat mengganggu fungsi ginjal, menciptakan risiko tambahan terkait kesehatan.
Garam memang dapat mempengaruhi tekanan darah, apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Menurut WHO, batasan harian untuk konsumsi garam bagi orang dewasa adalah kurang dari 5 gram atau di bawah satu sendok teh, sedangkan untuk anak kecil tidak melebihi dari batas takaran orang dewasa.
Meskipun begitu, faktor lain seperti genetika dan gaya hidup juga berperan sebagai penyebab hipertensi.
Jadi, mengatur asupan garam dapat membantu menjaga kesehatan jantung, tetapi tidak selalu menjadi satu-satunya penyebab hipertensi.
Selain mengatur asupan garam pada tubuh, Anda juga bisa mencegah hipertensi dengan cara tradisional yakni menggunakan ciplukan. Ciplukan memiliki manfaat untuk mencegah darah tinggi (hipertensi).