Ekosistem mangrove tak hanya sebagai benteng pesisir untuk menahan terjangan ombak laut dan penyangga ekosistem. Tapi bisa jadi wisata alam yang cocok untuk healing sekaligus sarana edukasi mencintai lingkungan.
Termasuk di hutan mangrove Trenggalek yang berada di kawasan Pantai Cengkrong. Wisata mangrove tersebut biasa disebut Hutan Mangrove Pancer Cengkrong.
Hutan Mangrove Pancer Cengkrong berada di Jalan Pantai Cengkrong, Dusun Tirto, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Tepat bersebelahan dengan Pantai Cengkrong.
Mengutip jurnal penelitian Universitas Muhammadiyah Malang, Hutan Mangrove Pancer Cengkrong luas 87 Ha dan terdapat kurang lebih 17 spesies bakau yang tumbuh dengan zonasi tersebar. Sehingga memberikan pengalaman mengesankan berlibur.
Mulai dari gapura masuk, pengunjung akan diajak berjalan menyusuri jembatan yang terbuat dari kayu. Sejauh mata memandang akan nampak pohon bakau terhampar dari atas jembatan ini. Sebagai informasi, jembatan tersebut memiliki nama Jembatan Galau.
Pemandangan tersebut berpadu dengan latar belakang pegunungan. Kesan eksotis begitu terasa. Untuk menikmati lebih lama, pengunjung bisa duduk di sebuah gazebo yang tersedia.
Di gazebo tersebut ada sebuah meja kecil untuk menaruh makanan. Bisa menikmati camilan yang di bawa sembari merasakan suasana alam asri.
Selain menyusuri kawasan hutan bakau, ada kegiatan seru yang bisa dilakukan pengunjung. Yakni menjadikan Hutan Mangrove Pancer Cengkrong sebagai spot foto landscape.
Pemandangan terbaik dapat didapatkan saat fajar dan terbitnya matahari. Akan nampak cahaya matahari berwarna kuning kemasan dan langit jingga.
Selain mengambil gambar, pengunjung bisa menjadikan hutan mangrove sebagai latar belakang foto potrait yang estetik. Warna hijau dari daun memberikan kesan natural. Dengan sentuhan aplikasi editing foto, lightroom misalnya, bisa lebih ciamik warnanya.
Di ujung Jembatan Galau ada sebuah sungai yang melintang. Pengunjung bisa naik perahu untuk menyusuri. Dengan membayar tiket perahu sebesar Rp. 10.000 orang saja.
Jika sudah puas menikmati keindahan hutan mangrove, bisa dilanjutkan untuk menikmati indahnya Pantai Cengkrong. Jaraknya dari hutan mangrove sekitar 50 meter.
Di Pantai Cengkrong juga berjajar rapi penjual kuliner khas Trenggalek, yakni ikan asap dan ikan bakar. Menikmati hidangan yang lezat setelah berwisata jadi paduan yang tepat untuk healing.
Waktu berkunjung terbaik ke Hutan Mangrove Pancer Cengkrong yakni saat pagi hari dan di musim kemarau. Cuaca yang cerah memudahkan aktivitas pengunjung dan pemandangannya jadi lebih indah.
Untuk bisa menikmati keindahan alam di Hutan Mangrove Pancer Cengkrong, pengunjung tak perlu merogoh saku dalam-dalam, cukup membayar Rp. 5.000 per orang saja.
Terima kasih sudah membaca artikel di Kabar Trenggalek. Semoga ulasan tentang 'Hutan Mangrove Trenggalek' ini bisa bermanfaat untuk Anda semua.