Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Bantuan UMKM Trenggalek Belum Berdampak Signifikan terhadap Turunnya Pendapatan Pedagang

Kabar Trenggalek - Pandemi Covid-19 berdampak pada semua orang, termasuk pedagang di Trenggalek. Dampak pandemi Covid-19 ini beberapa kali viral menjadi bahan perbincangan di media sosial. Bahkan, ada Pedagang Trenggalek yang belum merasakan kucuran Bantuan UMKM Trenggalek, Senin (23/08).

Sebelum pandemi Covid-19, pedagang yang berada di seputaran Kota Trenggalek meraup untung yang sangat cukup untuk menghidupi keluarganya. Pendapatan pedagang Trenggalek sebelum pandemi tidak hanya cukup untuk makan hari-hari saja.

Menurut pengakuan Sukarji, pedagang rujak buah, sebelum pandemi ia berangkat jualan jam sepuluh.  Tidak sampai tiga jam, daganganya sudah habis. Sukarji sudah berdagang rujak buah selama sepuluh tahun.

"Terasa sangat berat dampaknya, dulu cepat habis bisa berkumpul dengan keluarga sekarang saru hari saja saya masih sering membawa dagangan pulang," tutur Sukarji, pedagang rujak buah di Alun-alun Trenggalek.

Sempat mendapatkan Bantuan UMKM selama satu kali, Sukarji belum merasakan dampak yang signifikan bagi usahanya. Kendati pengunjung Alun-Alun Trenggalek sepi dan anak sekolahan yang biasa menjadi langganannya harus berhadapan dengan pembelajaran daring.

"Dulunya langganan anak sekolahan habis pulang dari belajar mampir dan membeli rujak buah. Tapi sekarang berbeda dan terasa tak ada pembeli," katanya.

Tidak hanya sekedar persoalan merosotnya pembeli, Sukarji mengaku harga buah juga naik dua kali lipat dari harga sebelum pandemi.

Dikonfirmasi di tempat yang berbeda, hal yang sama juga disampaikan oleh pedagang di taman Green Park Trenggalek. Riska, pedagang minuman mengaku selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) baru berani jualan tiga hari ini.

"Ya takut mas, karena juga biasanya ada penertiban, akan tetapi kalau menuruti ketakutan saya anak dan keluarga untuk makan apa," terang Riska.

Perlu diketahui, dalam masa PPKM tempat seperti taman yang berpotensi kerumunan ditutup. Namun dibelakang tutupnya tempat-tempat itu ada pedagang kaki lima yang cemas karena pendapatannya berkurang.

"Mudah-mudahan ini yang terakhir saja yang kami rasakan, karena semakin kesini untuk makan terasa sangat berdampak bagi pedagang kecil seperti kami," ujarnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *