Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

9.092 Jiwa di Trenggalek Terdampak Kekeringan, Melebar Jadi 24 Desa

Trenggalek tengah menghadapi krisis air yang semakin parah dengan peningkatan jumlah warga terdampak kekeringan setiap harinya. Kondisi ini memaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek untuk terus mengirimkan air bersih ke masyarakat yang membutuhkan.

Menurut data BPBD Trenggalek, sebanyak 3.245 kepala keluarga (KK) atau sekitar 9.092 jiwa di Bumi Menak Sopal terdampak kekeringan. Bencana ini melanda 24 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Trenggalek, dengan Kecamatan Panggul sebagai wilayah yang paling parah terdampak, meliputi 4 desa.

"Mata air di desa-desa tersebut berkurang, bahkan mengering," ujar Stefanus Triadi, Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek.

Beberapa wilayah yang baru merasakan dampak kekeringan termasuk Desa Mlinjon dan Desa Wonokerto di Kecamatan Suruh, Desa Gador di Kecamatan Durenan, Desa Sumberdadi di Kecamatan Trenggalek, Desa Srabah di Kecamatan Bendungan, serta Desa Ngentrong di Kecamatan Karangan.

BPBD Trenggalek telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi krisis ini, termasuk pendistribusian air bersih. Selama satu bulan terakhir, distribusi air bersih telah berjalan lancar dan fokus diarahkan ke wilayah-wilayah yang paling membutuhkan.

Triadi mengungkapkan bahwa musim kemarau diprediksi masih akan berlangsung hingga September, dengan puncaknya terjadi pada bulan Agustus hingga September, sesuai perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Hingga saat ini, BPBD telah mendistribusikan 122 tangki air bersih, 98 terpal, 88 tandon, 20 tandon lipat, dan 320 jerigen untuk membantu warga menghadapi kekeringan.

"Kami berharap bencana kekeringan ini dapat segera berakhir," tandas Triadi.