KBRT - Selama lima tahun terakhir, Katiman (74), warga Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, hidup di rumah yang bersebelahan langsung dengan jurang sungai. Sebagian rumahnya yang terletak di tepi sungai hilang terbawa arus banjir pada lima tahun lalu.
Namun, hingga kini belum ada perbaikan dari pihak terkait, baik di bantaran sungai maupun bangunan rumahnya.
“Awalnya itu banjir, Mas, sekitar lima tahunan kurang lebih, sedikit demi sedikit kemudian sampai rumah saya ini. Ya, kondisinya seperti ini,” ujar Katiman, warga Desa Sawahan, Watulimo.
Saat musim hujan tiba, Katiman selalu merasa was-was dengan kondisi rumah yang ia tempati. Tak jarang ketika hujan turun di malam hari, para tetangganya segera membangunkan Katiman dan istrinya sebagai bentuk peringatan. Ia menjelaskan bahwa sebelum terjadi banjir, rumahnya masih dipisahkan dari sungai oleh kebun miliknya.
“Saya rasanya itu was-was di sini juga. Dulu itu sempat ikut di rumah anak, cuma saya sayang kalau rumah tidak ditempati. Kalau malam kemudian hujan, itu biasanya tetangga-tetangga yang membangunkan saya, khawatir ada longsor lagi,” ujarnya.
Tak hanya rumah, kebun miliknya yang berada di samping rumah juga ikut menjadi korban banjir kala itu. Melihat kondisi sungai yang kini sudah mencapai bangunan rumahnya, Katiman berharap pihak terkait segera menindaklanjuti peristiwa ini, mengingat sudah lima tahun berlalu tanpa perbaikan.
“Harapannya saya ya semoga segera bisa diperbaiki, karena ini sudah lumayan lama. Kalau diperbaiki kan kami yang tinggal di sini juga nyaman,” terangnya.
Katiman mengatakan bahwa pernah ada petugas yang melakukan pengecekan dan pengukuran di sekitar sungai. Namun, ia tidak mengetahui pasti dari instansi mana petugas tersebut berasal. Hingga kini, belum ada tindak lanjut dari hasil pengecekan tersebut.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz