KBRT - Gejala asam lambung mungkin akan menyebabkan ketidaknyamanan. Ini termasuk sedikit cegukan yang disertai sensasi terbakar di dada dan tenggorokan.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh makanan pedas, berlemak, dan asam, atau mungkin karena memiliki penyakit refluks gastroesofagus (GERD). Asam lambung adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak orang di seluruh dunia.
Ketidakseimbangan produksi asam di dalam lambung dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gejala yang tidak nyaman seperti mulas, nyeri ulu hati, dan gangguan pencernaan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengatasi dan mengendalikan asam lambung guna memperoleh kualitas hidup yang lebih baik.
Selain mengadopsi perubahan gaya hidup yang sehat dan mengatur pola makan, ada beberapa tindakan konkret yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mengendalikan asam lambung.
Salah satunya adalah menggunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, seperti penghambat pompa proton (PPI) atau antagonis reseptor H2.
Obat-obatan ini membantu mengurangi produksi asam lambung dan meringankan gejala yang muncul.
Selain obat-obatan konvensional, terdapat juga pendekatan medis dan alternatif yang dapat dipertimbangkan.
Beberapa individu mungkin membutuhkan penanganan medis yang lebih intensif, seperti terapi endoskopi atau operasi, tergantung pada tingkat keparahan kondisi mereka.
Sementara itu, beberapa orang mungkin tertarik pada pendekatan alternatif, seperti akupunktur, terapi herbal, atau penggunaan suplemen tertentu yang diklaim dapat mengurangi gejala asam lambung.
Namun, sebelum mencoba pendekatan medis atau alternatif apa pun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Dokter akan dapat memberikan diagnosis yang akurat, menentukan penyebab asam lambung yang mendasarinya, dan menyarankan pengobatan yang paling sesuai untuk kasus individu.
Dalam rangka mengatasi dan mengendalikan asam lambung, sangat penting untuk memahami bahwa setiap individu mungkin memiliki respons yang berbeda terhadap berbagai metode pengobatan.
Apa yang berhasil untuk satu orang tidak selalu berhasil untuk orang lain. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan reaksi tubuh dan tetap terhubung dengan dokter yang merawat untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam pengobatan.
Dengan menggabungkan pendekatan yang tepat, baik itu perubahan gaya hidup, penggunaan obat-obatan yang diresepkan, atau tindakan medis dan alternatif, diharapkan individu dapat mengatasi dan mengendalikan asam lambung mereka dengan efektif.
Dengan upaya yang konsisten dan perhatian terhadap kesehatan pencernaan, mereka dapat meraih kualitas hidup yang lebih baik dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh asam lambung yang berlebihan.
Berikut ini pertolongan pertama saat asam lambung naik, dilansir dari buku Mengatasi dan Mengendalikan Asam Lambung.
Daftar Isi [Show]
- Makan dengan Porsi Sedikit
- Menjaga Berat Badan
- Pola Makan Rendah Karbohidrat
- Batasi Konsumsi Alkohol
- Batasi Konsumsi Kafein
- Kunyah Permen Karet
- Hindari Bawang Bombai Mentah
- Hindari Minuman Berkarbonasi
- Kurangi Konsumsi Jus Jeruk
- Kurangi Konsumsi Cokelat
- Kurangi Produk Berbahan Mint
- Tidur dengan Bantalan Kepala Lebih Tinggi
- Jangan Makan Tiga Jam sebelum Tidur
- Jangan Tidur Miring ke Kanan
- Jangan Makan Terburu-buru
Makan dengan Porsi Sedikit
Antara kerongkongan dan perut terdapat otot yang berbentuk seperti cincin bernama sfingter esofagus bagian bawah. Terbuka hanya saat menelan, sendawa, atau muntah, otot ini bertindak sebagai katup agar isi lambung tidak naik ke kerongkongan.
Namun, dalam kasus refluks asam lambung, sfingter esofagus bagian bawah melemah atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.
Selain itu, bila otot tersebut menerima terlalu banyak tekanan, maka asam lambung merembes dari celahnya. Inilah kenapa sebagian besar gejala refluks asam lambung terjadi setelah makan.
Menurut berbagai penelitian, salah satu faktor yang menyebabkan fenomena tersebut adalah porsi makan yang terlalu besar. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, hal yang dapat kamu lakukan adalah mengurangi porsi makan.
Menjaga Berat Badan
Sfingter esofagus bagian bawah secara alami disangga oleh diafragma, otot di atas perut. Akan tetapi, jika lemak menumpuk di perut, tekanan tersebut membuat sfingter esofagus bagian bawah terdorong menjauhi diafragma, atau disebut hernia hiatus.
Hernia hiatus adalah salah satu alasan utama mengapa orang-orang yang kelebihan berat badan atau ibu hamil lebih berisiko terkena refluks asam lambung dan heartburn.
Oleh karena itu, hal kedua yang dapat kamu lakukan adalah menjaga berat badan tetap stabil, apalagi jika memiliki riwayat penyakit asam lambung.
Pola Makan Rendah Karbohidrat
Cara ketiga untuk mencegah refluks asam lambung adalah menerapkan pola makan rendah karbohidrat. Ini karena gangguan pencernaan dan penyerapan karbohidrat, sehingga bakteri tumbuh tidak terkontrol dan menekan perut.
Hasilnya, produksi gas, sendawa, dan sensasi kembung. Beberapa penelitian pun menganggap kalau fenomena ini adalah salah satu penyebab umum refluks asam lambung.
Oleh karena itu, pola makan rendah karbohidrat berpotensi memperbaiki gejala refluks asam lambung dan heartburn. Selain itu, pengobatan antibiotik juga dapat mengurangi refluks dan bakteri penghasil gas di pencernaan.
Batasi Konsumsi Alkohol
Bukan rahasia, konsumsi alkohol dapat meningkatkan tingkat keparahan refluks asam dan heartburn. Ini karena alkohol mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah dan merusak kemampuan otot tersebut untuk membersihkan diri dari asam lambung. Jadi, kurangi atau lebih baik lagi berhenti mengonsumsi alkohol.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa asupan alkohol dalam jumlah sedang saja dapat menyebabkan refluks asam lambung pada orang sehat.
Batasi Konsumsi Kafein
Sama halnya dengan alkohol, kafein juga bisa melemahkan kinerja sfingter esofagus bagian bawah, sehingga meningkatkan risiko refluks asam.
Oleh karena itu, jika kamu memiliki riwayat refluks asam lambung atau heartburn, lebih baik kamu mengurangi konsumsi kopi atau teh. Kalau tidak tertahankan, pilihlah kopi bebas kafein.
Konsumsi kafein dikaitkan dengan kerusakan di kerongkongan yang lebih besar akibat refluks asam lambung.
Kunyah Permen Karet
Kabar baik untuk kamu yang suka mengunyah permen karet. Beberapa penelitian membuktikan bahwa meskipun tidak mengurangi refluks asam lambung, aktivitas tersebut dapat mengurangi tingkat keasaman di kerongkongan.
Ini karena permen karet mengandung bikarbonat yang amat efektif untuk mengurangi refluks asam lambung atau heartburn.
Selain itu, mengunyah permen karet meningkatkan produksi air liur, sehingga membersihkan esofagus dari asam lambung.
Hindari Bawang Bombai Mentah
Memakan hidangan dengan bawang bombai mentah dapat meningkatkan refluks asam lambung, heartburn, dan frekuensi sendawa.
Naiknya frekuensi sendawa disebabkan karena tingginya jumlah serat yang dapat difermentasi dalam bawang. Selain itu, memakan bawang mentah juga dapat membuat lapisan kerongkongan iritasi, sehingga heartburn jadi lebih parah.
Hindari Minuman Berkarbonasi
Kalau kamu menderita refluks asam lambung hingga GERD, batasi atau hindari minuman berkarbonasi atau bersoda. Minuman bersoda dapat meningkatkan gejala refluks asam lambung.
Selain itu, berbagai penelitian menunjukkan bahwa air soda dan minuman soda lainnya dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah.
Selain kafein pada minuman soda, gas karbon dioksida pada minuman berkarbonasi yang menyebabkan sendawa, dapat meningkatkan kadar asam ke kerongkongan.
Kurangi Konsumsi Jus Jeruk
Jus jeruk memang menyehatkan. Namun, kalau kamu punya riwayat refluks asam lambung, baiknya hindari jus jeruk. Keasaman buah jeruk dikatakan bukanlah penyebab satu-satunya terhadap refluks asam lambung dan heartburn.
Kalaupun jus jeruk tidak menyebabkan refluks asam lambung, minuman ini bisa memperparah gejala heartburn.
Kurangi Konsumsi Cokelat
Kalau punya riwayat refluks asam lambung dan GERD, batasi dan hindari cokelat. Ini karena cokelat dapat melemahkan kinerja sfingter esofagus bagian bawah. Selain itu, berbagai studi menyatakan bahwa minum minuman cokelat dapat meningkatkan jumlah asam di kerongkongan.
Walaupun masih perlu diteliti lebih lanjut, amannya kurangi atau batasi konsumsi cokelat bila ingin terhindar dari refluks asam lambung.
Kurangi Produk Berbahan Mint
Bahan-bahan mint seperti peppermint dan spearmint umum ditemukan dalam makanan, permen, obat kumur, odol, hingga teh. Jika tidak berlebihan, sebenarnya, menyehatkan.
Namun, apabila bahan mint dikonsumsi dalam dosis tinggi, maka dapat memperburuk gejala refluks asam lambung yang mengiritasi bagian internal kerongkongan.
Tidur dengan Bantalan Kepala Lebih Tinggi
Tidak jarang, refluks asam lambung terjadi saat kita tengah tidur di malam hari. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pada kualitas tidur, karena sensasinya memang bikin susah tidur.
Berbagai studi menunjukkan bahwa pasien refluks asam lambung yang tidur dengan bantalan kepala yang lebih tinggi mengalami gejala refluks yang lebih sedikit. Jadi, berikan sedikit bantalan ekstra agar posisi kepalamu sedikit lebih tinggi.
Jangan Makan Tiga Jam sebelum Tidur
Pasien refluks asam lambung tidak disarankan makan tiga jam sebelum tidur. Meskipun berbagai penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda, lebih baik tidak dilakukan agar gejala tidak muncul sehingga kamu susah tidur. Jika kamu makan pada jam-jam dekat sebelum tidur, gejala refluks bisa lebih parah.
Hal ini sebenarnya juga tergantung dari setiap individu. Oleh karena itu, khusus saran ini, masih dikaji lebih dalam. Akan tetapi, kalau kamu merasakan refluks asam lambung setelah makan dekat dengan jam tidur, jangan lakukan lagi ke depannya.
Jangan Tidur Miring ke Kanan
Ternyata, posisi tidur pun memengaruhi refluks asam lambung. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa tidur miring ke kanan dapat memperburuk gejala refluks asam lambung pada malam hari, sehingga kamu pun terbangun. Meskipun tidak sepenuhnya jelas, alasan di baliknya berhubungan dengan anatomi.
Karena kerongkongan tersambung dengan sisi kanan perut, sfingter esofagus bagian bawah akan lebih tinggi dari asam lambung kalau kamu tidur di sisi kiri. Kalau miring ke kanan, asam lambung menutupi sfingter esofagus bagian bawah, sehingga meningkatkan risiko asam lambung merembes dan menyebabkan refluks.
Tentu saja, hal ini masih rancu karena saat tidur, semua orang pasti tanpa sadar berubah-ubah posisi. Cobalah berbaring miring ke kiri, agar kamu lebih nyaman tertidur tanpa diganggu refluks asam lambung.
Jangan Makan Terburu-buru
Jangan sering-sering makan cepat, apalagi kalau kamu menderita refluks asam lambung. Menurut berbagai studi, risiko refluks asam lambung dan GERD akan lebih besar jika kamu makan terburu-buru.
Meskipun beberapa faktor mempengaruhi GERD, kecepatan makan ternyata berkontribusi terhadap risiko refluks asam lambung dan GERD.
Selain itu, menyelesaikan makan dalam 5 menit ternyata lebih berisiko daripada yang makan selama 30 menit. Jadi, take your time, dan nikmatilah makanan di piringmu dalam setiap gigitannya.
Itulah beberapa cara alami untuk mencegah dan meringankan refluks asam lambung dan heartburn yang dapat berpotensi menyebabkan GERD. Dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz