KBRT – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Trenggalek mencatat bahwa pada 2024, masyarakat Trenggalek mengalokasikan lebih banyak pengeluaran untuk membeli rokok daripada daging. Data menunjukkan, porsi pengeluaran rokok mencapai 9 persen, sedangkan daging hanya 4 persen dari total konsumsi makanan.
Informasi tersebut berasal dari hasil Susenas BPS Trenggalek yang diterbitkan dalam publikasi statistik tahunan. Dalam struktur konsumsi makanan, makanan dan minuman jadi menyumbang porsi terbesar yaitu 27 persen, diikuti padi-padian seperti beras (16 persen), dan rokok di urutan ketiga (9 persen).
“Rokok masih menduduki porsi signifikan dalam struktur pengeluaran makanan rumah tangga,” terang Kepala BPS Trenggalek, Mimik Nurjanti.
Sementara itu, konsumsi protein seperti telur dan susu tercatat 6 persen, sayuran 6 persen, dan buah-buahan 7 persen. Daging hanya berada di level 4 persen, setara dengan konsumsi bumbu dan bahan minuman.

Mimik menjelaskan bahwa data ini mencerminkan preferensi konsumsi warga yang dihitung berdasarkan seluruh pengeluaran bulanan untuk kelompok makanan, baik yang dibeli, diberikan, maupun dihasilkan sendiri.
“Pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp500.993, sedikit lebih tinggi dibandingkan non makanan,” tambahnya.
Temuan ini diharapkan menjadi perhatian bagi pemangku kebijakan, khususnya di bidang pangan dan kesehatan. Perlu upaya edukasi untuk menyeimbangkan pola konsumsi masyarakat agar asupan gizi lebih baik dan berkelanjutan.
Data juga dapat dimanfaatkan untuk menyesuaikan program bantuan sosial, pendidikan keluarga, dan strategi peningkatan kualitas hidup di Kabupaten Trenggalek.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Lek Zuhri