KBRT - EWS (Early Warning System) atau Sistem Peringatan Dini merupakan sistem yang digunakan untuk mendeteksi bencana alam. Perangkat portable multifungsi yang mudah dibawa dan tepat guna.
Terdiri dari dua macam EWS: EWS Monitoring Deteksi Dini Banjir dan Tanah Longsor Multifungsi Portable dan EWS Peringatan Gempa Bumi dan Tsunami Portable Multifungsi.
EWS tepat guna yang diciptakan oleh Bambang Sigit Sudaryono, warga Wonocoyo, Kecamatan Panggul Trenggalek. Sebagai relawan yang aktif anggota TRC (Tim Reaksi Cepat) di Kecamatan Panggul, Bambang memahami pentingnya deteksi dini bencana untuk mengantisipasi jatuhnya korban. Karena itu, dia berupaya menggali berbagi inspirasi dan melakukan eksperimen hingga muncul ide EWS ini.
EWS Monitoring Deteksi Dini Banjir dan Tanah Longsor Multifungsi Portable memiliki kamera CCTV yang dapat memonitor kondisi lapangan dan langsung terintegrasi dengan aplikasi di gawai pintar serta detektor hujan yang dapat mengirim sinyal kepada pemilik aplikasi yang tidak lain adalah BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) melalui unit di wilayah setempat.
“Saat ini, aplikasi belum disosialisasikan secara masif, masih tahap pengembangan,” katanya.
Adanya CCTV yang terintegrasi dengan smartphone ini memudahkan BPBD dan Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana) untuk mengetahui situasi dan kondisi di lapangan sehingga bisa memberikan informasi dan evakuasi warga masyarakat dengan lebih cepat.
“Alat ini bisa dipasang di pegunungan maupun daerah yang rawan bencana, ada CCTV yang bisa diakses tinggal lihat hp,” terang Bambang kepada Kabar Trenggalek.
Sedangkan EWS Peringatan Gempa Bumi dan Tsunami Portable Multifungsi memiliki sensor sensitif terhadap guncangan atau gempa bumi mulai dari 5 SR. EWS akan memberikan alarm yang dapat terdengar hingga 500 meter.
Dilengkapi dengan radio informasi, edukasi evakuasi, hingga penerangan yang dapat berfungsi hingga 12 jam, alat ini disinyalir dapat menjadi solusi evakuasi dini warga jika terjadi bencana alam gempa bumi baik berpotensi tsunami maupun tidak.
“Alat ini saya sebut sebagai alat evakuasi warga yang dimiliki secara mandiri, jadi setiap rumah kalau bisa punya alat ini,” jelas praktisi kebencanaan tersebut.
Dari penuturan inovator kedua alat deteksi bencana alam ini, pembuatan EWS portable multifungsi ini berawal dari keresahan terhadap bencana alam di Indonesia yang selama ini sudah banyak memakan korban jiwa.
“Gempa bumi datangnya tiba-tiba, tapi tidak langsung besar. Ada waktu menyelamatkan diri. Dengan punya alat detektor ini akan lebih cepat mengevakuasi diri dengan keluarga,” pungkasnya.
Dia berharap inovasi ini didukung secara penuh oleh pemerintah daerah.
Kabar Trenggalek - Teknologi