Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Trenggalek Potensi Tsunami Tertinggi di Jawa Timur, BMKG: Jalur Evakuasi Belum Memadai

Kabar Trenggalek - Hasil kajian Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) menjelaskan potensi tsunami akibat gempa bumi di wilayah pantai selatan Jawa Timur. Menurut hasil kajian tim ahli BMKG, di kawasan pantai perairan Kabupaten Trenggalek potensi tsunami paling tinggi dengan 26 sampai 29 meter di perairan selatan Jawa Timur dari gempa berkekuatan 8,7 skala richter.Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, mengatakan, potensi genangan tsunami bisa mencapai 22 meter. “Ini sampai masuknya juga menjorok cukup jauh ke daratan," ujarnya dalam webinar Kajian Mitigasi Gempa Bumi Dan Tsunami Di Jawa Timur (28/05).Sedangkan, gelombang tsunami tercepat akan sampai di Kabupaten Blitar dengan waktu tempuh gelombang dari pusat gempa selama 20-24 menit.Dwikorita menjelaskan bahwa potensi tsunami di Jawa Timur, bisa dilacak dari sejarah gempa di Indonesia. Sejak 2008, memang sering terjadi gempa dengan beragam magnitudo di Indonesia. Magnitudo adalah sebuah besaran yang menyatakan secara jelas tentang seberapa besarnya energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa.Sejak 12 tahun terakhir, jumlah gempa paling banyak terjadi pada 2019, yaitu 11.920 kali gempa. Sedangkan pada 2020, tercatat jumlah gempa terjadi 8.258 kali. "Fenomena tersebut berdasarkan kajian, perlu diwaspadai karena gempa dengan magnitudo besar selalu diawali dengan banyak gempa dengan magnitudo kecil," kata Dwikorita.Berdasarkan catatan BMKG, ada aktivitas gempa selama 5 tahun terakhir di Jawa Timur. Oleh karena itu, Dwikorita meminta kepada seluruh pemerintah daerah, termasuk di Trenggalek, untuk meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi bencana (segala upaya untuk mengurangi risiko bencana) sebelum terjadi gempa.
potensi-tsunami_169.jpeg
"Bukan berarti pasti ada gempa, kami tidak bisa memberi kepastian apakah ada gempa atau tidak. Hanya saja berdasarkan survei dan kajian, gempa-gempa kecil selalu mengawali gempa-gempa besar," ujarnya.Dwikorita menjelaskan, generator gempa di Jawa Timur bersumber dari zona subduksi lempeng di Samudera Hindia dan sesar aktif di daratan. Zona subduksi adalah area di mana dua lempeng bertemu yang membentuk deretan gunung berapi dan gempa bumi.Sebagai daerah yang berhadapan dengan zona subduksi, maka pantai selatan Jawa Timur, termasuk Terenggalek, berpotensi mengalami tsunami. Adanya zona seismik gap di pantai selatan Jawa Timur perlu diwaspadai. Seismik gap adalah istilah yang digunakan untuk kawasan aktif secara tektonik namun jarang terjadi gempa dalam jangka waktu yang lama. Sehingga, pemerintah daerah perlu waspada karena zona yang seharusnya aktif terjadi gempa itu, faktanya malah jarang terjadi gempa signifikan dalam jangka waktu yang lama."Di zona tersebut, energi gempanya terakumulasi, sehingga berpotensi terjadi gempa kekuatan besar," ungkap Dwikorita.Ia mengaku, BMKG sudah turun ke lapangan melihat kesiapan pemerintah daerah di sepanjang pantai selatan Jawa Timur. Tujuan BMKG turun ke lapangan adalah untuk melakukan verifikasi lapangan peta bahaya tsunami sekaligus melakukan pengecekan jalur evakuasi tsunami."Kami mengapresiasi persiapan pemerintah daerah, tapi masih ada catatan secara umum seperti jalur evakuasi belum memadai, serta tempat evakuasi sementara di posisi yang sulit dijangkau masyarakat," ungkap Dwikorita.