Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Tradisi Nyekar Bareng Sambut Ramadan di Karanganom, Tetap Hikmat Meski Diiringi Gerimis

Nyekar Bareng menjadi tradisi Desa Karanganom, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek menyambut Ramadan. Warga satu desa bersama-sama berdoa serta ziarah di makam keluarga.Hujan gerimis mengguyur tak menyurutkan niat ratusan warga Desa Karanganom mengikuti prosesi 'Nyekar Bareng' di tempat pemakaman umum setempat, pada Minggu (11/3/2024) pagi.Dimulai pukul 06.00 WIB dengan khataman Al-Qur'an. Saat semua warga hadir, acara Nyekar Bareng dimulai. Warga menghadap makam keluarganya masing-masing dengan hikmat. Lalu, membaca surat  Yasin hingga tahlil menjadi rangkaian utama,  ditutup doa oleh 4 tokoh se-Desa Karanganom.Pipit, merupakan salah satu warga Karanganom yang melawan cuaca. Di tengah gerimis, dia datang bersama keluarganya. Berziarah dan berdoa di depan makam keluarga."Alhamdulillah, saya sebagai warga Karanganom bisa mengikuti acara nyekar bersama ini. Walaupun hujan turun tidak mematahkan semangat kami untuk berziarah ke makam keluarga kami," ungkap Pipit.Di mata  Pipit, ziarah yang digelar serentak dapat lebih meningkatkan keimanan. Termasuk kita selalu mengingat akan kematian sehingga bisa selalu mengingat Allah SWT."Senang rasanya, karena kita bisa berdoa bersama-sama lebih guyub rukun rasanya. Semoga lebih lstiqamah," tandasnya.Lain Pipit, lain Rudi Eko Siswoyo yang merupakan warga Desa Malasan yang merupakan tetangga desa. Ia menilai adanya 'Nyekar Bareng' sebagai bentuk membangunkesadaran untuk mengziarahi keluarga yang sudah meninggal.Ia berharap jika acara ini diadakan setiap tahun mungkin lebih bagus. Pasalnya dengan diadakan rutin, untuk pelaksanaan kedepan lebih bagus membuat banyak masyarakat yang ikut."Sehingga masyarakat bisa lebih banyak lagi yang ikut berpartisipasi. Semoga nanti istilahnya untuk acaranya juga semakin lancar lagi," ujar Rudi.Sementara Ketua NU Desa Karanganom, Mochamad Kamali menjelaskan bahwa berziarah dicontohkan oleh Hadlratussyaikh KH Hasyim Asy'ari hingga Rasulullah SAW sebagai kesunahan. Terlebih ketika di dalamnya diisi dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an."Rasulullah memberikan ajaran kesunahan ziarah kubur, mengamalkan untuk mendoakan orang-orang yang sudah mendahului kita," ungkap Mochamad Kamali.Kamali mengaku melihat antusiasme masyarakat yang hadir dan mendukung acara ini cukup banyak. Mengingat baru pertama kali dan cuaca hujan gerimis."Kalau 300 yang hadir ke tempat pemakaman umum lebih. Harapannya mudah-mudahan kegiatan ini dapat diteruskan oleh para penerus kita untuk meneruskan Sunnah Rasulullah dan ulama ulama kita," tambahannya.Disinggung latar belakang Nyekar Bareng, dirinya menuturkan bahwa fenomena di masyarakat awam saat ke kuburan hanya menabur bunga. Tidak membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an atau lainnya untuk mendoakan para leluhur."Ini sangat membantu mendapat pelajaran atau pendidikan. Termasuk kepada anak-anak sebagai tarbiyah secara langsung," tandasnya.