Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Tradisi Kupatan Durenan Tanpa Pawai, Efisiensi Anggaran Jadi Pertimbangan

  • 06 Apr 2025 18:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Tradisi Kupatan atau Hari Raya Ketupat yang dirayakan pada H+7 Lebaran di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, telah berlangsung selama ratusan tahun. 

    Dalam belasan tahun terakhir, perayaan tersebut dimeriahkan dengan arak-arakan ketupat. Namun, tahun ini kegiatan itu ditiadakan karena pertimbangan efisiensi anggaran.

    Kepala Desa Durenan, Imam Syafi'i, menyampaikan bahwa kegiatan arak-arakan ketupat untuk tahun ini ditiadakan atas pertimbangan dari panitia dan anjuran pemerintah terkait efisiensi.

    "Lebaran Ketupat besok itu dari kepanitiaan ditiadakan karena menimbang beberapa hal, termasuk anjuran dari pemerintah terkait efisiensi. Selain itu, realitas kehidupan warga saat ini juga terlihat cukup sulit dalam mencari rezeki," ujar Imam Syafi'i saat ditemui di kediamannya, Minggu, 6 April 2025.

    Meskipun arak-arakan ditiadakan, Imam menegaskan bahwa tradisi silaturahmi dengan tokoh agama di pondok pesantren dan sanak keluarga tetap berjalan sebagaimana mestinya.

    "Sebenarnya, silaturahmi warga ke ndalem (rumah) kiai dan gus-gus di pondok pesantren itu yang menjadi kegiatan sakralnya. Kegiatan lain hanya untuk menyemarakkan suasana," jelasnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Ia menambahkan bahwa arak-arakan ketupat telah dimulai sekitar tahun 2009, sempat terhenti karena pandemi Covid-19, lalu kembali digelar hingga tahun 2024.

    "Nah, untuk 2025 karena kondisi ekonomi kita seperti ini, panitia menyimpulkan untuk meniadakannya," imbuhnya.

    Warga tetap menyiapkan ketupat sesuai kemampuan masing-masing. Misalnya, ada yang menyiapkan 250 ketupat. Sementara di ndalem pondok pesantren jumlahnya bisa lebih banyak karena jumlah tamu yang datang lebih besar.

    Terkait kedatangan tokoh ke Durenan, khususnya ke ndalem KH Abdul Fattah Muin di Pondok Pesantren Babul Ulum, Imam mengaku belum mendapatkan informasi.

    Namun biasanya, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama rombongan mendampingi keluarga ndalem Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri untuk sowan ke Kiai Fattah.

    "Kedatangan dari Bapak Bupati kami belum dapat informasi dari tim beliau. Biasanya langsung ke ndalem pondok pada malam harinya atau nanti malam," tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Lek Zuhri

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf