Lebaran Ketupat Durenan Trenggalek, Tradisi Turun Menurun Pikat Warga Luar
Tradisi turun temurun lebaran ketupat di Durenan, Trenggalek terus berlanjut. Pada momen lebaran Idul Fitri 1445 H/2024 M tersebut kini semakin meriah dengan adanya tumpeng ketupat.Tumpeng ketupat digotong warga asli Durenan dan dibawa keliling, kemudian rangkaian pawai tumpeng ketupat tersebut selesai di lapangan. Dan warga yang menonton antusias untuk melakukan rebutan ketupat.KH Abdul Fattah Mu'in, Pengasuh Ponpes Babul Ulum, Durenan menerangkan, bahwa tradisi lebaran ketupat ini berlangsung sidah 200 tahun, secara turun temurun yang berasal dari tokoh agama Mbah Mesir."Memperingati ini kurang lebih sudah 200 tahun, awalnya dulu hanya keluarga sini sendiri, dengan total tiga rumah," terangnya saat dikonfirmasi sejumlah awak media.Kyai Abdul Fattah juga menuturkan, dulu warga sungkan kalau sowan kalau tidak hari raya ke-7. Karena, 6 hari pasca lebaran pertama dirinya dan keluarga melakukan puasa Syawal."Kalau pembeda dengan lebaran ketupat dengan daerah lain, disini itu murni niatnya silaturahmi, sowan. Kalau daerah lain, ada hiburannya baru orang berdatangan," tuturnya.Tambahnya, dirinya juga tidak menganjurkan masyarakat untuk membuat event, atau menyediakan ketupat. Namun, masyarakat suka rela sesuai dengan kemampuannya untuk melangsungkan lebaran ketupat."Dalam lebaran ketupat ini, masyarakat tidak mengeluarkan biaya sedikit. Dan saya tidak mengimbau atau apa soal ini," ujarnya.Dewi (35) warga Blitar saat tradisi lebaran ketupat itu dirinya sudah tiga kali datang di Durenan. Dengan membawa dua anaknya perempuan tersebut juga ikut berebut tumpeng ketupat."Kebetulan hari ini juga sowan kiai, karena anak saya mondok di sini. Sudah tiga kali ini saya ikut lebaran ketupat," tandasnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *