Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT

Tim Voli Slawe Tumbang di 32 Besar Turnamen Mini Watulimo, Adaptasi dan Minim Bon Jadi Sorotan

  • 31 Jul 2025 16:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Salah satu tim favorit di Turnamen Bola Voli Mini Watulimo, Kabupaten Trenggalek, harus mengakui keunggulan lawan. Tim Bola Voli Desa Slawe takluk tiga set langsung dari Nusantara Serut Tulungagung pada babak 32 besar yang digelar Selasa (29/07/2025) lalu.

    Kapten Tim Slawe, Dio Dwi Andika, menilai kekalahan timnya disebabkan oleh kurangnya adaptasi terhadap sistem permainan bola voli mini, serta keterbatasan kekuatan pemain non-lokal atau bon.

    “Faktornya yang pertama mereka (lawan) sudah terbiasa voli mini. Tim Slawe terbiasa main voli biasa. Mereka juga bawa bon tiga orang, sedangkan kami murni pemain satu desa,” ujar Dio kepada Kabar Trenggalek.

    Meski kalah di babak 32 besar, Dio menyebut timnya sempat tampil meyakinkan pada laga pembuka. Tim Slawe berhasil mengalahkan Tim Gador dari Durenan dengan skor 3-1.

    Sayangnya, menurut Dio, persiapan timnya menjelang turnamen tidak cukup matang. Tim hanya sempat berlatih selama dua minggu sebelum turnamen digelar.

    “Kendalanya kurang latihan, adaptasinya juga kurang. Pemain latihan baru H-2 minggu. Idealnya latihan itu H-3 bulan sebelum turnamen,” jelas Dio.

    Sebagai tim yang lebih sering bermain di format voli standar, Tim Slawe belum sepenuhnya terbiasa dengan dinamika permainan bola voli mini. Dio menyebutkan, karakter permainan voli mini menuntut kecepatan dan respons yang lebih tinggi.

    “Sebelumnya kami sudah sering juara di voli biasa. Tapi di voli mini pergerakan bolanya lebih cepat karena jarang ada bola tinggi,” terangnya.

    Meski demikian, Tim Slawe masih menjadi tim yang diidolakan penonton. Selain permainan yang atraktif, kehadiran tim ini di lapangan selalu menarik minat penonton lebih banyak.

    “Tim Slawe itu selalu bawa penonton banyak ke mana-mana,” kata Dio.

    Namun, ia mengakui bahwa proses regenerasi pemain di Desa Slawe saat ini sedang berjalan lambat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga performa tim di berbagai kompetisi ke depan.

    “Regenerasinya sedikit terlambat sekarang,” tambahnya.

    Meski harus terhenti di babak awal, Dio menegaskan bahwa kekalahan ini tak membuat timnya patah semangat. Dalam waktu dekat, tim akan kembali melakukan persiapan menghadapi turnamen lain yang akan digelar sekitar satu bulan ke depan.

    “Kemungkinan turnamen terdekat sekitar satu bulan lagi. Kami akan mulai latihan lebih awal. Harapannya teman-teman bisa lebih kompak dan permainannya berkembang,” tandas Dio.

    Kabar Trenggalek - Olahraga

    Editor:Zamz