KBRT - Terminal Durenan, yang berdiri di atas lahan di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, tampak terbengkalai sejak lama. Atap bangunan terminal yang sudah usang kini tinggal menunggu waktu untuk roboh.
Ruko-ruko di dalam terminal pun sebagian besar telah ditinggalkan oleh penghuninya. Hanya beberapa ruko saja yang masih aktif digunakan.
Kerusakan atap terminal ini menjadi perhatian warga, mengingat masih ada kendaraan yang keluar masuk area terminal, baik untuk bongkar muat barang maupun sekadar beristirahat.
"Atapnya itu berisiko sekali, penyangganya sudah patah," ujar Ratno, seorang tukang becak yang mangkal di sekitar Terminal Durenan.
Menurut Ratno, sebelum kondisinya terbengkalai seperti sekarang, terminal tersebut pernah menjadi tempat ia mencari nafkah. Ia biasa mangkal di Terminal Durenan untuk menunggu penumpang. Namun kini, semua tinggal kenangan.

"Dulu saya mangkal di sini, Mas. Sejak masih pakai becak pancal, saya sudah di sini," lanjutnya.
Hal serupa disampaikan oleh seorang tukang pangkas rambut di sekitar terminal. Ia mengungkapkan bahwa sejak membuka usaha 15 tahun lalu, terminal ini sudah tidak berfungsi.
"Seingat saya, sejak saya membuka pangkas rambut di sini 15 tahun lalu, terminal ini sudah tidak berfungsi," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kondisi terminal sangat memprihatinkan. Menurutnya, sejak dua tahun terakhir, kondisi atap terminal hanya tinggal menunggu waktu untuk ambruk.
"Tanggapannya ya sekarang kondisinya seperti ini, atapnya itu hampir roboh, sangat berisiko sekali," tuturnya.
Ia menambahkan, kendaraan masih kerap keluar masuk terminal. Truk semen dan truk pupuk sering menggunakan area terminal untuk bongkar muat atau sekadar istirahat.
"Sini masih sering kendaraan keluar masuk, seperti truk semen dan truk pupuk itu untuk bongkar muat atau sekadar istirahat, biasanya penuh," jelasnya.
Melihat kondisi atap yang mengkhawatirkan, ia menyayangkan tidak adanya rambu-rambu peringatan dari pihak terkait di sekitar area terminal.
"Daripada seperti itu, lebih baik atapnya dirobohkan karena berisiko. Kalau sampai ambruk sekaligus, bisa-bisa roboh sampai ke timur semua," ungkapnya.
Terminal Durenan juga sempat difungsikan sebagai pos pemeriksaan saat pandemi. Seluruh kendaraan yang hendak masuk atau keluar dari Kabupaten Trenggalek diarahkan ke terminal ini.
Menurutnya, hal tersebut turut memperparah kerusakan aspal terminal yang tidak dirancang untuk menampung beban kendaraan dalam jumlah besar.
Kabar Trenggalek - Mata Rakyat
Editor:Zamz