Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Sepenggal Cerita Rahma Hanifa, Mahasiswi Trenggalek Juara 1 Simulasi Mengajar Tingkat Nasional

Kabar Trenggalek - Kaum muda Trenggalek kembali mengukir prestasi di kancah nasional. Prestasi itu diukir oleh Rahma Hanifa, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) STKIP PGRI Trenggalek. Ia berhasil mendapatkan juara 1 dalam lomba Simulasi mengajar  tingkat nasional. Rabu, (19/10/2022).

Lomba simulasi mengajar ini adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan Universias Pendidikan Indonesia (UPI). Seperti perlombaan tahun 2021 lalu, ada dua kategori yang diperlombakan. Yakni simulasi mengajar guru kelas dan simulasi mengajar guru mata pelajaran. Rahma Hanifah mengetahui informasi lomba Simulasi mengajar di UPI ini dari dosennya di Kampus.

“Untuk ikut perlombaan ini agak ribet awalnya. Saya harus pulang-pergi dari Pule - Trenggalek untuk konsultasi dengan bu Wiwik [dosen pendamping Rahma],” ujar Rahma saat ditemui Kabar Trenggalek di STKIP PGRI Trenggalek.

Rahma menjelaskan, pada tahap awal lomba, peserta diminta untuk membuat video mengajar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian video dan RPP tersebut di kirim ke panitia penyelenggara untuk diseleksi oleh juri.

“Saya harus latihan simulasi mengajar di ruang micro teaching dengan didampingi Bu Wiwik [dosen pembimbing],” ungkap mahasiswi semester lima tersebut.

Rahma melanjutkan, setelah semuanya dipersiapkan dengan matang dari RPP hingga segi materi yang akan di ajarkan. Baru dia mengambil video dengan dibantu teman-temannya.

“Tahun ini ada empat delegasi yang mengikuti lomba. Dan yang lolos ke tahap grand final itu saya sendiri,” ujar Rahma.

[caption id="attachment_22119" align=alignnone width=958] Rahma Hanifa mengajar di SMP Sore Pule, Trenggalek/Foto: Dokumen Rahma Hanifa[/caption]

Kabar Juara 1 Lomba Nasional

Rahma Hanifah mengungkapkan dia tidak menyangka bisa lolos ke grand final dan berhasil mendapatkan juara.

“Waktu ada pemberitahuan lima besar setiap kategori itu, setiap finalis di undang untuk pergi ke UPI. Saat itu, saya masih mengikuti progam kampus mengajar. Dan untuk mempersiapkan pergi ke bandung hanya ada satu minggu,” ujar perempuan asal Desa Sambirejo, Kecamatan Trenggalek, itu.

Lalu setelah siap, Rahma didampingi Flora Puspita Ningsih, sekretaris Prodi PBSI, berangkat ke Kota Bandung pada tanggal 12 Oktober pukul 19:20 WIB, dengan naik kereta dari Tulungagung. Sementara untuk pelaksanaan grand finalnya berlangsung tanggal 14-15 Oktober 2022, sekaligus dengan pengumuman juara.

Rahma menceritakan, selama proses mempersiapkan perjalanan ke UPI Bandung, itu cukup melelahkan. Karena, ia harus pulang pergi dari Kecamatan Pule ke kampus STKIP PGRI Trenggalek. Selainitu, ia juga harus meminta izin untuk tidak mengajar ke sekolah tempatnya mengajar.

“Kalau lomba simulasi mengajar tahun sebelumnya saya tidak ikut. Saya hanya membantu teman saya sebagai murid. Karena simulasi mengajarnya butuh murid,” ucap Rahma.

Rahma mengaku senang bisa masuk grand final, karena selama ini dia tidak menyangka bisa lolos.

“Ini merupakan pengalaman pertama ke UPI, pengalaman pertama ke Bandung dan alhamdulilah dapat juara satu,” terangnya.

Raihan juara 1 ini sangat berkesan. Sebab, ia berhasil mendapat gelar juara, setelah bersaing dengan kampus-kampus besar di seluruh Indonesia.

“Panitianya baik-baik, teman-temannya masya Allah luar biasa hebat. Terus saya mendapatkan pengalaman di Bandung, entah dari kotanya atau UPI-nya,” ucap Rahma dengan mata berkaca-kaca.

Rahma amat senang karena bisa membanggakan orang tuanya dan kampusnya. Selain itu, ia dapat mengharumkan nama Trenggalek di kancah nasional. Apalagi, menurut pengalamannya di Bandung, finalis lainnya itu menanyakan Trenggalek itu di mana?

Dari keberhasilannya meraih juara 1 Lomba Simulasi Mengajar Tingkat Nasional di UPI Bandung, Rahma menyampaikan bahwa pengalamannya saat mengikuti progam Kampus Mengajar membantunya untuk menorehkan prestasi.

“Dalam progam kampus mengajar ini melatih public speaking dan pembawaan saya ketika mengajar dalam kelas. Karena kemarin grand finalnya kita menghadapi murid-murid yang tidak kita kenal,” ungkap Rahma.

Alhasil, Rahma mengaku tidak canggung lagi saat simulasi mengajar di UPI. Rahma Hanifah mengucapkan terima kasih atas dukungan dari seluruh dosen, baik dosen Prodi PBSI maupun dosen-dosen lain. Tak juga ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-temannya yang telah membantunya dan memberikan semangat.

[caption id="attachment_22120" align=alignnone width=588] Rahma Hanifa mendampingi pelajar SMP Sore Pule, Trenggalek/Foto: Rahma Hanifa[/caption]

Sempat Kepikiran Tidak Kuliah

Sebelum masuk jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di STKIP PGRI Trenggalek, Rahma sempat bersekolah di SMK Negeri 2 Trenggalek dengan jurusan Jasa Boga.

Ia mengungkapkan alasan memilih SMK dari pada SMA karena dia ingin langsung bekerja setelah lulus nanti. Ia mengungkapkan kalau orang tuanya kurang bisa membiayai uang kuliah. Namun, ketika ia melihat mahasiswa memakai jas alamater kampus, motivasinya untuk kuliah mulai tumbuh.

“Wah, saya harus kuliah, harus kuliah,” kekeh Rahma.

Mulai dari situ, Rahma giat mengikuti pelbagai perlombaan mulai dari bahasa Indonesia seperti baca puisi hingga bahasa Inggris seperti lomba speech, akan tetapi ia masih belum menang.

“Akhirnya setelah lulus dari SMK saya ingin kuliah di Malang, karena saya pernah menorehkkan prestasi dalam pidato bahasa Inggris atau spech. Meskipun saya mendapatkan beasiswa tetap saja akan ada tambahan biaya-biaya lain,” ungkap Rahma.

Kemudian, Rahma memilih berkuliah di Trenggalek sesuai permintaan orang tua. Namun, ada kendala lagi saat ingin mendaftar di jurusan Bahasa Indonesia. Orang tuanya kurang mengehendaki karena Rahma sendiri mengaku sejak awal kemampuannya di bidang bahasa Inggris.

Setelah melakukan perundingan dengan orang tuanya, Rahma diberi restu untuk dapat berkuliah di jurusan Bahasa Indonesia.

[caption id="attachment_22118" align=alignnone width=1156] Rahma Hanifa, Mahasiswi Trenggalek Juara 1 Tingkat Nasional/Foto: Dokumen Rahma Hanifa[/caption]

Kekalahan, Kekalahan, Kemenangan

Rahma Hanifah mengaku sering disebut teman-temannya selalu menang dalam mengikuti perlombaan dalam bidang Bahasa Indonesia. Namun, saat ditemui Kabar Trenggalek, ia mengungkapkan bahwa kemenangan-kemenangan itu adalah hasil dari berbagai kekalahan yang ia peroleh.

“Mulai SMK itu saya mulai mengikuti lomba seperti puisi. Dan itu saya masih belum menang, ya paling-paling masuk nominasi 100 besar,” ungkap Rahma.

Prestasi yang pertama kali ia torehkan adalah juara tiga lomba pidato bahasa inggris dan juara dua vocal grup FLSNN, tingkat kabupaten.

“Mulai semester tiga, alhamdulilah, pertama itu menang lomba baca puisi se Asia Tenggara di Universitas Islam Riau. Saya meraih juara dua,” ungkap Rahma.

Lalu, Rahma menyadari bahwa pengalaman kekalahannya yang membuat ia belajar hal-hal baru. Dengan kekalahan itu, Rahma bisa memperbaiki dalam perlombaan-perlombaan yang akan datang. Salah satunya, lomba simulasi mengajar tingkat nasional di UPI.

Rahma percaya, apapun tujuannya kalau benar-benar bertekad dan konsisten, alhasil bisa untuk meraihnya. Ia berharap agar semangatnya dalam mengikuti perlombaan dapat menular kepada teman-temannya di kampus.

“Karena lomba simulasi mengajar di UPI ini sangat bergengsi, saya berharap setiap tahunnya mahasiswa dari STKIP PGRI Trenggalek dapat mengikutinya dan menorehkan prestasi,” harap Rahma.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *