Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Remaja Trenggalek Depresi Akibat Media Sosial, Jumlah Pasien Poli Jiwa Naik

  • 27 Apr 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Jumlah pasien yang berobat ke Poli Jiwa RSUD dr. Soedomo Trenggalek mengalami peningkatan pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2023, tercatat sebanyak 7.007 pasien, sedangkan pada 2024 jumlahnya meningkat menjadi 7.089 pasien.

    Mayoritas pasien tersebut adalah perempuan. Data menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan berlebihan.

    Dokter Spesialis Jiwa RSUD dr. Soedomo Trenggalek, dr. Yekti Nurhaeni, mengatakan bahwa berdasarkan data di RSUD, pada 2023 total pasien poli jiwa mencapai 7.007 orang, terdiri atas 3.415 pasien laki-laki dan 3.592 pasien perempuan.

    "Sedangkan pada tahun 2024, total pasien yang berobat ke poli jiwa ada 7.089, dengan rincian 3.498 pasien laki-laki dan 3.591 pasien perempuan," jelasnya, Senin (28/4/2025).

    Menurut dr. Yekti, saat ini pasien yang berobat ke poli jiwa tidak hanya berasal dari kalangan perempuan dewasa akibat faktor ekonomi atau lansia karena masalah keluarga, tetapi juga dari usia remaja bahkan anak-anak.

    Untuk anak-anak, banyak yang mengalami gangguan mental atau depresi akibat kurang perhatian serta faktor bullying, baik dari internal keluarga maupun lingkungan sekolah.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Ia juga menerangkan bahwa media sosial menjadi salah satu faktor penyebab stres dan depresi karena adanya perbedaan antara realita dan ekspektasi. Selain itu, masalah gengsi dan keinginan yang berlebihan membuat remaja lebih mudah terpengaruh.

    "Untuk yang mencolok saat ini merupakan para remaja, banyak terjadi karena faktor media sosial dan adu gengsi," ungkapnya.

    Lebih lanjut, dr. Yekti menerangkan bahwa beberapa remaja sering berkompetisi dalam hal penampilan atau outfit. Jika tidak mampu mengikuti tren, mereka berisiko dikucilkan oleh teman sebayanya. Ketakutan untuk tertinggal dari tren juga memicu tekanan mental.

    Dari berbagai faktor tersebut, dampaknya sangat besar terhadap kesehatan mental remaja. Efek bullying juga dapat menyebabkan depresi, ketidakmauan untuk bersekolah, hingga rasa minder.

    "Banyak yang sudah mengalami cemas ringan, depresi hingga tidak mau bersekolah. Bahkan ada juga yang mengalami gangguan mental karena prestasi akademik yang menurun," pungkasnya.

    Kabar Trenggalek - Kesehatan

    Editor:Lek Zuhri

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf