Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Pupuk Krete Kotoran Kambing, Usaha Sampingan Peternak di Watulimo

  • 27 Mar 2025 16:16 WIB
  • Google News

    KBRT - Peternak kambing di Watulimo, Trenggalek, mendapatkan pemasukan tambahan dari penjualan krete atau kotoran kambing. Kotoran yang dijual tersebut biasanya digunakan petani untuk memupuk tanaman.

    "Awal mula itu banyak orang yang tanya krete di kandang, apalagi waktu musim tanam. Kemudian saya kepikiran untuk usaha. Menurut para pekebun, banyak sekali manfaat krete untuk pertanian, seperti cepat mengembalikan kesuburan tanah," ujar Heri Siho Setiawan, peternak asal Watulimo.

    Menurut Siho, sapaan akrabnya, dalam sekali panen ia dapat mengumpulkan sebanyak 50 karung krete setiap tiga bulan sekali. Setiap karungnya berisi rata-rata 20 kg krete. Kotoran kambing ini biasanya ia kumpulkan terlebih dahulu di kandangnya sebelum dijual ke pekebun.

    "Sekali panen krete itu biasanya saya dapat 50 karung. Panennya tiap tiga bulan sekali, kalau dirasa sudah banyak, baru saya panen. Jumlahnya tergantung jumlah kambingnya, kalau saya ada sekitar 10 kambing," ujarnya.

    Siho juga menerangkan bahwa pada musim penghujan, ia sedikit kesulitan dalam memanen krete karena teksturnya menjadi lembek saat terkena air, sehingga sulit untuk diwadahi. Namun, menurutnya, hal itu tidak mengurangi kandungan nutrisi yang ada dalam krete.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    "Suka dukanya itu kalau musim hujan panen sedikit sulit karena tekstur krete yang lengket dan sedikit lebih berat jika diwadahi," terangnya.

    Menurut Siho, ada dua cara atau metode dalam pengaplikasian pupuk krete. Cara pertama adalah dengan menyebarkan krete di tanah bawah pohon. Metode ini memiliki keunggulan karena kandungan krete cepat meresap ke dalam tanah. Namun, kelemahannya adalah jika hujan datang, krete berisiko hanyut terbawa air.

    Metode kedua adalah dengan membiarkan krete tetap berada di dalam karung, kemudian meletakkannya di bawah pohon. Metode ini memiliki kelebihan karena krete bisa bertahan dalam jangka panjang, tetapi khasiatnya tidak sepenuhnya dapat terserap oleh tanaman.

    "Kalau satu pohon besar itu rata-rata membutuhkan dua karung krete supaya maksimal. Yang ramai itu kalau musim panen, pembeli biasanya hanya dari sekitar Watulimo saja," tandasnya.

    Di masa mendatang, Siho berkeinginan memiliki mesin penghancur krete agar hasil ternaknya dapat diolah sendiri serta dipasarkan lebih luas. Saat ini, ia mematok harga pupuk krete sebesar Rp15 ribu per karung.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Lek Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf