Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Harga Kelapa Trenggalek Tembus Rp15 Ribu, Warga Pilih Santan Instan

Sejak Maret 2025, harga kelapa masak di Trenggalek tak kunjung turun. Warga mengurangi konsumsi santan.

  • 17 Sep 2025 10:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Harga kelapa di Trenggalek sejak Maret 2025 tak kunjung turun.
    • Warga beralih ke santan instan atau mengurangi konsumsi santan.
    • Pedagang akui harga tinggi dipicu pohon kelapa tidak produktif.

    KBRTHarga kelapa di Kabupaten Trenggalek mengalami kenaikan sejak awal Ramadan, Maret 2025 lalu. Kondisi ini memengaruhi pola konsumsi masyarakat, yang mulai beralih ke santan instan.

    Muriti (55), ibu rumah tangga asal Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari, mengaku sudah hampir dua bulan jarang membeli kelapa.

    “Jarang beli kelapa karena mahal, lebih sering beli sayur matang yang praktis atau masak yang tidak pakai santan seperti bikin osengan dan sambal,” ujarnya.

    Muriti menyebut, terakhir kali ia membeli kelapa besar seharga Rp 15.000. Dengan kondisi keluarga yang tidak banyak anggota, ia bisa menghemat satu kelapa untuk tiga kali masak. Meski demikian, ia enggan beralih ke santan instan karena menurutnya rasa masakan menjadi kurang enak.

    Situasi serupa dirasakan Puji Rahayu, pedagang bumbu dapur dan sembako asal Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek.

    “Ya sekarang tidak banyak yang beli, intinya keluarga yang masak pakai kelapa semakin sedikit,” kata Puji.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Puji mengatakan, kelapa yang ia dapat dari petani di Dongko terakhir dipatok Rp 14.500 per butir. Dengan harga itu, keuntungan yang ia peroleh hanya sekitar Rp 500 per butir.

    Ia menilai harga kelapa tetap tinggi karena banyak pohon kelapa dalam kondisi tidak produktif. Tiga pohon kelapa miliknya bahkan sudah rusak akibat serangan hama kumbang. 

    Kondisi serupa juga dialami petani kelapa di Dongko dan Pule, pemasok utama kelapa ke pasar Trenggalek.

    “Dulu beli untuk jualan sampai 60 butir lebih, sekarang beli 30 butir saja sudah keberatan karena mahal. Bayangkan beli 70 butir saja uangnya sudah jutaan rupiah,” ungkapnya.

    Menurut Puji, di lingkungannya kini semakin banyak ibu rumah tangga yang beralih ke santan instan karena lebih murah. Sementara itu, kelapa lebih banyak dibeli oleh pedagang sayur matang maupun penjual jajanan.

    “Kelapa dengan ukuran kecil paling murah ya Rp 9.000 atau Rp 10.000, kalaupun naik turun tak sampai 500 perak,” tambahnya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    SABGamehouse