KBRT – Di tengah harga kuliner yang kian naik, seporsi bakso seharga Rp 5.000 masih bisa ditemukan di Kota Trenggalek. Bakso Bu Lilik menjadi pelengkap kuliner trenggalek. Dengan gerobak sederhana di tepi Jalan Ki Mangun Sarkoro, tepat di seberang kantor ULP PLN Trenggalek, Lilik telah berdagang sejak awal tahun 2000-an.
“Kalau pakai bakso besar dapat satu butir, tapi kalau pakai bakso kecil dapat tiga. Lengkap sama mie, dua potong tahu dan kerupuk pangsit,” ujar Lilik (50), sambil melayani pembeli di warung kecilnya.
Harga Rp 5.000 itu telah bertahan lebih dari lima tahun. Lilik mengaku enggan menaikkan harga karena banyak pelanggannya berasal dari kalangan pelajar dan anak kost.
“Kalau harganya saya naikkan kasihan anak sekolah, anak pondok, karena uang sakunya tak banyak. Kadang juga beli sekalian dibungkus untuk dimakan di kost,” katanya.
Meski murah, Lilik mengaku masih mendapat keuntungan, walaupun tipis. Dalam sehari, ia bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 300.000 di hari biasa.
“Saya buka mulai pukul dua siang sampai habis. Kadang hasilnya tidak selalu pas, soalnya tangan saya ini katanya tidak tegaan,” ucapnya sambil tertawa kecil.
Lilik juga sering memberi bonus kecil untuk pelanggan tetapnya. Saat momen hari besar seperti tahun baru atau lebaran, ia bisa meraup penghasilan hingga Rp 2 juta sehari.
“Ya kalau lagi akhir bulan, makan bakso di tempat Bu Lilik jadi solusi. Selain murah dan rasanya enak, kadang kalau beruntung bisa dikasih bonus lemak atau daging,” kata Dani Firmansyah, mahasiswa yang tinggal di kost sekitar warung tersebut.
Bagi banyak anak kost dan pelajar di sekitar Kota Trenggalek, warung bakso sederhana milik Bu Lilik bukan sekadar tempat makan, tapi juga tempat yang memberi rasa hangat di tengah kesederhanaan.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz