Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT
SABGamehouse

Proyek Normalisasi Sungai di Trenggalek: 4 Titik Rawan Banjir Ditangani

  • 02 Sep 2025 20:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas tengah mempercepat pelaksanaan normalisasi sungai di sejumlah titik rawan banjir. Hingga awal September 2025, progres pengerjaan tercatat sudah mencapai 62 persen.

    Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, meninjau langsung pekerjaan normalisasi di empat lokasi, yakni Sungai Timur Jembatan Sumber di Kecamatan Karangan, Sungai Ngasinan Kelurahan Kelutan, sekitar Jembatan Desa Karanganyar Kecamatan Gandusari, serta Jembatan Desa Sumbergayam Kecamatan Durenan.

    “Agenda hari ini saya menyampaikan apresiasi terima kasih. Berkat koordinasi antara Pemkab dan BBWS Brantas, pengerjaan normalisasi dan penguatan tanggul di beberapa aliran sungai bisa terlaksana,” kata Mas Ipin.

    Menurutnya, normalisasi dilakukan karena aliran sungai di lokasi tersebut mengalami pendangkalan akibat sedimentasi. Selain pengerukan, juga dilakukan penguatan tanggul sungai sebagai upaya antisipasi banjir.

    Kepala Satker Operasional dan Pemeliharaan BBWS Brantas, Danny R. T, menyampaikan pekerjaan normalisasi ditargetkan rampung akhir September atau awal Oktober 2025.

    “Progresnya sudah sampai 62 persen. Kami targetkan rencana mungkin sampai akhir September atau awal Oktober, pekerjaan selesai semua,” ujarnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Danny menambahkan, normalisasi bersifat jangka pendek dan butuh dukungan dari pemerintah daerah serta Perum Jasa Tirta untuk perawatan berkelanjutan.

    “Ini masih jangka pendek, nanti masih butuh kerjasama agar sungai bisa terawat. Jangan sampai kondisinya kembali seperti dulu,” tegasnya.

    Bupati Trenggalek menyambut baik saran tersebut dan berkomitmen menjaga keberlanjutan aliran sungai bersama masyarakat. 

    Ia mendorong konsep green infrastructure, yakni memadukan penguatan tanggul dengan tanaman vertiver, bambu, dan vegetasi lain agar hasilnya lebih natural dan bertahan jangka panjang.

    “Kami siapkan bibit untuk penguatan tanggul secara natural. Infrastruktur dikerjakan BBWS, perawatannya kita gotong royong. Harapannya sungai tidak hanya mencegah banjir, tapi juga bisa jadi pusat aktivitas dan ekonomi masyarakat,” katanya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Zamz