Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pilkada Trenggalek 2024: Kalau Mampu Kenapa Malu-malu dan Ragu

Tidak seperti Kabupaten Tulungagung dalam merespons perhelatan pilkada 2024, di Kabupaten Trenggalek belum muncul sosok-sosok yang ingin bertarung memenangkan kursi AG 1.Di Kabupaten Tulungagung, pesona pilkada sudah ditangkap jauh-jauh hari. Berbagai calon yang percaya diri bertarung mulai menampakkan muka di baliho. Bahkan per 24 April kemarin, formulir penjaringan Partai PDIP sudah diambil oleh 6 orang. Informasi dari teman jurnalis, saat ini sudah ada 16 orang yang terlihat ingin maju pilkada.Sedangkan di Kabupaten Trenggalek, desas desus orang yang hendak mencalonkan diri menjadi bupati belum ada, kecuali petahana yakni Mochamad Nur Arifin alias Mas Ipin. Akan tetapi, justru desas desus orang yang berkeinginan untuk menjadi wakil bupati dari petahana, kuat menyeruak di antara obrolan warung kopi.Tentu saja desas-desus itu bukan isapan jempol belaka. Doding Rahmadi, politisi PDIP yang kini berhak dilantik kembali menjadi anggota Trenggalek karena menang pileg (pemilihan legislatif) telah mengatakan kepada kabartrenggalek.com, bahwa ada tujuh orang yang kepengen digandeng Mas Ipin.“Yang pengen jadi Cawabup Pilkada 2024 banyak, untuk mendampingi Mas Ipin, lima sampai dengan tujuh orang,” papar Doding pada 19 Maret 2024 lalu.Sampai detik ini, belum muncul kabar orang yang berani maju sebagai calon Bupati Trenggalek 2024, dan itu fakta yang saat ini berlaku. Kalau yang mancing-mancing melalui baliho, sudah ada beberapa orang yang berani.Misalnya, Didit Sasongko dan Rizky Sembada, kedua orang yang kabarnya tajir ini berlomba-lomba memasang baliho di ruas-ruas jalan Trenggalek. Tapi belum ada pernyataan bahwa mereka hendak macung bupati. Sedang cek ombak mungkin.Entah karena ragu atau karena malu-malu. Yang jelas, berpikir bahwa Bupati Mas Ipin memiliki kekuatan yang tidak bisa dilawan, itu pandangan bengkok yang perlu diluruskan. Karena membiarkan yang demikian sama artinya dengan mengakui kekuasaan mutlak dari seseorang.

Bukankah kekuasaan mutlak itu bahaya bagi demokrasi?

Tapi fakta lain bahwa Mas Ipin kuat, itu memang benar. Misalnya, dalam perhelatan pilkada 2020 kemarin, Mas Ipin hampir saja menang mutlak jika saja Watulimo dapat dikuasai dengan baik. Namun tidak menangnya ia di Watulimo juga menjadi catatan sejarah, bahwa ia bisa dikalahkan.Bagi yang ingin melawan petahana tersebut, bisa melakukan analisa mendalam kaitannya sebab ia tidak menang di Watulimo. Kenapa kalah? Faktor apa yang menyebabkan ia kalah? Dan apa efek dari kekalahan tersebut bagi petahana.Oh ya, jika ada pertanyaan sebaliknya kepada saya kenapa tidak maju sendiri saja ketimbang nyinyir dalam tulisan? Maka saya akan menjawab.Bagaimanapun juga, terjun ke dunia politik butuh duit banyak. Apalagi dalam pilkada, banyaknya duit bukan 1 juta 2 juta, melainkan miliaran rupiah. Belung kere seperti saya harus mengubur mimpi maju pilkada sejak dalam pikiran.Yang jelas, bagi orang yang punya kemampuan, punya uang dan punya pengaruh lantas ragu-ragu atau malu untuk melenting dalam pertarungan pilkada, perlu berkaca diri. Apa guna menampilkan muka di area publik jika hanya untuk menjadi seperti Wakil Bupati Trenggalek yang sekarang.Ups, tapi, itu poinnya.