Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, menyatakan sikap tolak tambang emas. Sikap itu disampaikan saat mengikuti karnaval, Minggu (27/08/2023).
IPNU-IPPNU Munjungan tolak tambang emas PT SMN (Sumber Mineral Nusantara) karena ingin mempertahankan tanah airnya dari ancaman kerusakan lingkungan. Sikap berani itu disuarakan, meski mereka sering dianggap hanya pelajar yang tak pernah terlibat dalam perjuangan masyarakat.
Fachrur Rozi, Ketua IPNU Munjungan, menyampaikan alasan menolak tambang emas karena sebagai pelajar, ia menyadari bahaya dan dampak buruknya. Di Munjungan, ada tiga desa yang masuk konsesi tambang emas PT SMN. Ada Desa Besuki, Karangturi, dan Bangun.
"Semua dampaknya akan meluas. Dampaknya tidak di desa-desa itu saja, tapi satu kecamatan akan terkena dampaknya. Kami dari IPNU IPPNU itu ingin setidaknya lingkungan kami, khususnya di Munjungan," ujar Rozi saat kepada Kabar Trenggalek.
"Kami hanya mempertahankan tempat kami. Kami tidak ingin suatu saat keturunan kami atau generasi kami yang ke depan di tingkat IPNU IPPNU itu tidak ada, gara-gara tambang itu," tambahnya.
Rozi mengatakan, penghasilan utama masyarakat Kecamatan Munjungan bergantung pada hutan dan laut. Sehingga, ketika tambang emas beroperasi, masyarakat akan kehilangan pekerjaan dan penghasilan utamanya.
[caption id="attachment_41807" align=aligncenter width=1280] IPNU-IPPNU Munjungan bentangkan poster tolak tambang emas/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)[/caption]"Jadi tujuan utama di IPNU IPPNU ya untuk mempertahankan wilayah, lingkungan, dan tanah air kelahirannya. Saya lahir di Munjungan, berarti saya mempertahankan yang ada di Munjungan," tegas Rozi.
Rozi menjelaskan, cara IPNU dan IPPNU Munjungan mempertahankan tanah kelahiran salah satunya melalui aksi tolak tambang emas PT SMN. Ia menggerakkan pimpinan ranting hingga pimpinan komisariat. Mereka saling berbagi pemahaman terkait dampak buruk tambang emas.
Selain itu, Rozi mengaku termotivasi dengan penolakan tambang emas yang dilakukan Aliansi Rakyat Trenggalek di berbagai tempat. Seperti aksi geruduk di Dusun Buluroto, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak. Serta demo di Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo. Ia juga geram dengan PT SMN yang melakukan aktivitas tanpa Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).
"Semakin ke sini kok saya lihat semakin semena-mena dari PT SMN tersebut. Ya udah, saatnya kita untuk bertindak. Kita pelajar, kita harus mempertahankan apa yang harus kita pertahankan," terang Rozi.
Ke depannya, aksi tolak tambang emas PT SMN akan dilakukan lebih masif ke internal organisasi IPNU dan IPPNU. Sehingga, mereka bisa mengetahui kondisi sosial di masyarakat, bukan hanya memikirkan internal organisasi saja.
Kemudian, IPNU dan IPPNU Munjungan berencana menggencarkan edukasi dampak buruk tambang kepada masyarakat di desa, komisariat, hingga ke berbagai sekolah.
"Ingin menjelaskan dampak buruk dan sebagainya. Intinya memberikan wawasan kepada mereka. Edukasi ke SMA, SMP, untuk menyadarkan, memberitahu mereka dampak buruknya tambang emas," tandas Rozi.