Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pernah bertanya 'Mengapa Air Laut itu Asin?' Begini Penjelasannya

Kabar Trenggalek - Jika bicara apa yang menutupi bumi paling luas jawabannya adalah air. Sebab, setidaknya 70% permukaan bumi diselimuti oleh air. Dan 97% dari keseluruhan air di bumi merupakan air asin.

Air asin yang berada di bumi mayoritas ada di laut. Lalu, sebenarnya mengapa air laut itu asin? Padahal jika dipikir-pikir, apa yang membuat air laut istimewa sehingga rasanya asin?

Mungkin pertanyaan seperti ini akan terlihat aneh. Namun, jika ditelisik lebih jauh akan memberikan penjelasan-penjelasan yang sedikit kompleks.

1. Terbawanya Mineral Garam di Daratan Melalui Aliran Air

Ada sebuah penjelasan mengapa air laut rasanya asin. Air laut asin karena mendapatkan sebagian besar garam yang berasal dari daratan.

Sebelumnya, hal ini berkaitan dengan proses siklus air, biasanya dikenal dengan proses presipitasi atau jatuhnya air hujan. Garam di lautan atau salinitas laut, disebabkan oleh ion mineral yang menumpuk di lautan.

Hal ini dikarenakan saat hujan airnya mencuci bebatuan di tanah dari kandungan mineral yang kemudian terbawa aliran air hingga ke laut.

Air hujan yang jatuh ke daratan akan mengumpulkan karbon dioksida dari atmosfer. Alhasil, asam karbonat yang berada di udara menjadi larut ke dalam air dan membuat air hujan tersebut sedikit asam.

Kemudian air hujan mengalir di permukaan dan di dalam tanah. Secara fisik aliran tersebut menyebabkan erosi batuan dan melarutkan garam dan mineral secara kimiawi memecah batuan dan membawa garam dan mineral bersama dalam keadaan terlarut sebagai ion.

Kemudian ion-ion garam dan mineral tersebut akan terbawa menuju ke sungai dan lautan. Meski sudah mengandung mineral garam, air sungai masih bisa dikonsumsi karena kadarnya masih rendah.

2. Ada Proses Biologis oleh Biota di Laut

Air laut juga mengalami proses biologis yang menyebabkan kalsium dan mineral lainnya larut. Mineral tersebut digunakan oleh berbagai organisme di lautan dan hanya menyisakan garam. Garam inilah yang kemudian terkumpul menjadi banyakn dan membuat air laut asin.

Banyak ion terlarut digunakan oleh organisme di laut dan dikeluarkan dari air. Dan lainnya tidak digunakan dan dibiarkan untuk jangka waktu yang lama di mana konsentrasi mereka meningkat dari waktu ke waktu.

Bahkan, perairan yang terisolasi bisa menjadi ekstra asin, atau hipersalin, melalui penguapan. Sebagai contoh Laut Mati yang terkenal dengan kandungan garamnya yang sangat tinggi.

Dampak dari tingginya kandungan garang di Laut Mati membuat kepadatan air meningkat. Alhasil, orang akan mudah mengapung di Laut Mati dibandingkan lautan lainya.

3. Disebabkan Gunung Berapi Bawah Laut

Selain itu, gunung berapi yang berada di bawah laut dan lubang hidrotermal di dasar laut juga bertanggungjawab atas asinnya air laut. Hal ini dikarenakan gunung berapi bawah laut dan lubang hidrotermal juga melepaskan zat garam.

Situs Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengungkapkan dua ion yang paling sering hadir dalam air laut adalah klorida dan natrium. Keduanya membentuk lebih dari 90% dari semua ion terlarut dalam air laut.

Konsentrasi garam dalam air laut sekitar 35 bagian dari seribu bagian air. Dengan kata lain, kurang lebih 3,5% dari berat air laut berasal dari garam terlarut.

Padahal dalam satu mil kubik air laut, berat garam natrium klorida akan menjadi sekitar 120 juta ton. Tak hanya itu, dalam satu mil kubik air laut juga dapat mengandung hingga 25 pon emas dan hingga 45 pon perak.

Untuk mengetahui berapa banyak air satu mil kubik, kurang lebih sekitar 1.101.117.147.000 galon air.

Meski demikian, sumber garam di laut tak hanya dari darat, melainkan juga disumbang oleh proses hidrotermal air laut dan aktivitas vulkanis walau jumlahnya tidak sesignifikan garam dari darat.

Penjelasannya, hidrotermal air laut merupakan cairan yang datang dari celah dasar laut. Sehingga air laut yang asin akan memasuki celah tersebut dan mengalami pemanasan oleh api magma yang menyebabkan proses kimiawi.

Kandungan oksigen, magnesium, dan sulfat, serta menangkap mineral dan logam besi, zinc, dan tembaga dari batuan sekitarnya yang terdapat dalam air laut yang dipanasi tersebut cenderung akan hilang. Alhasil, air laut yang kembali dari celah itu mendapatkan kandungan garam dan mineral lebih banyak.

Fakta uniknya, melalui sebuah penelitian, seandainya seluruh garam di laut ditaruh merata di permukaan bumi akan menghasilkan tumpukan garam setinggi 166 meter. Atau setara gedung perkantoran dengan 40 lantai.