Perayaan Lebaran Ketupat di Durenan Trenggalek tahun 2024 Beda dengan 2023
Suasana perayaan lebaran ketupat di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek tahun 2024 ini berbeda dengan 2023. Kupatan (lebaran ketupat) tahun ini dijadikan 2 hari. Sedangkan tahun 2023, dilaksanakan selama 1 hari.Kepala Desa Durenan, Imam Syafi'i, menyampaikan perayaan lebaran ketupat di Durenan Trenggalek tahun 2024 tidak seperti 2023. Salah satunya, rute pawai kupatan tahun ini tidak sepanjang tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh kondisi yang masih libur sekolah dan pondok."Sebenarnya untuk perayaan ketupat itu prosesi atau pelaksanaan kegiatannya hampir sama, cuman tahun ini kelihatannya memang pawainya kurang begitu panjang. Beberapa yang sudah kita rencanakan ternyata batal karena masih bertepatan dengan libur sekolah atau libur pondok," ujar Syafi'i.Sementara itu, arak-arakan tumpeng ketupat tahun 2023 cukup panjang karena dilaksanakan di malam hari. Syafi'i menyebutkan, ada momen istimewa ketika arak-arakan tumpeng dilakukan di malam lebaran ketupat.[caption id="attachment_33738" align=aligncenter width=1280] Lebaran ketupat 2023, warga berebut gunungan ketupat setelah diarak/Foto: Beni Kusuma (Kabar Trenggalek)[/caption]"Pawai arak-arakan ketupat tahun ini kalau dibandingkan dengan tahun kemarin kurang begitu panjang. Sebenarnya untuk tahun kemarin itu begitu istimewanya karena arak-arakan ketupat dilaksanakan di malam hari rioyo ketupat," ucap Syafi'i.Syafi'i mengatakan, pawai kupatan tahun 2023 ada penampilan barongsai. Akan tetapi, tahun 2024 di Kecamatan Durenan ini tidak ada penampilan barongsai. Tahun 2023 memang menjadi momen awal untuk membuka pawai kupatan setelah pandemi Covid-19 berakhir."Arak-arakan ketupat ada miniatur dan pawainya itu berbagai macam ragam kegiatan termasuk ada barongsai yang tahun kemarin. Tahun kemarin merupakan pembukaan awal event pawai ketupat setelah covid berakhir," kata Syafi'i.Selain itu, kondisi libur sekolah dan libur pondok berdampak pada persiapan untuk menampilkan kelompok hadroh. Pada tahun 2024, hanya 2 kelompok hadroh. Kemudian, tidak ada drumband dan hadroh walisongo.[caption id="attachment_72342" align=aligncenter width=1280] Kepala Desa Durenan, Imam Syafi'i/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)[/caption]"Sebenarnya rencananya juga ada wali songo, barongsai, dan drumband. Tapi karena musimnya masih musim libur, jadi agak sedikit ada gangguan untuk pelaksanaan macam kegiatannya," terang Syafi'i.Terkait pendanaan, Syafi'i menyebutkan perayaan lebaran ketupat 2024 mendapatkan dukungan dari masyarakat, pengusaha, Pemerintah Desa (Pemdes) Durenan, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Trenggalek."Kami bisa melaksanakan arak-arakan prosesi ketupat ini karena kebersamaan dari mulai warga masyarakat Desa Durenan kemudian pengusaha, dari pemerintah desa, dari Pemkab yang diwakili oleh Dinas Pariwisata dan kebudayaan," terang Syafi'i.Syafi’i berharap, lebaran ketupat bisa menambah kekompakan, kebersamaan, dan kerukunan warga. Sebab, di masyarakat di Desa Durenan begitu majemuk. Ada yang beragama Islam, Kristen, serta aliran kejawen Djawa Dipo.“Dengan adanya kegiatan-kegiatan ini yang disengkuyung [gotong-royong] oleh semua lapisan masyarakat diharapkan akan terjadi kerukunan antar umat beragama, antar masyarakat yang berbagai etnis,” tandas Syafi’i.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *