KBRT - Generasi milenial punya kebiasaan yang serba instan. Bukan hanya mie instan, kalangan milenial juga suka memesan makanan lewat gawai mereka. Ingin pergi ke mana pun atau berdagang barang apa pun juga sekarang dipermudah melalui aplikasi.
Orang-orang yang ingin berdagang tidak harus jualan dalam bentuk fisik dan capek-capek datang ke pasar, tapi sudah bisa dagang online seperti berdagang saham. Semua serba gampang dan cepat.
Dalam ritme yang super cepat, memulai berpikir dalam paradigma jangka panjang adalah sebuah tantangan sendiri. Kenyataannya, mau bergaya cepat atau lambat semua akan sama saja dalam investasi.
Pada akhirnya yang terpenting adalah hasil investasi. Jika bisa dapat untung cepat, terkadang kita juga bisa rugi kilat. Bisa saja untung instan di depan, namun kemudian berkali-kali minus.
Dilansir dari buku Teknik Rahasia Analisis Teknikal Saham: Teknik-Teknik Trading karya Fadjar Sidiq Hidayatullah, bunga majemuk inilah yang lebih dikenal dengan istilah Compounded Interest adalah salah satu teori yang sangat penting untuk dipahami.
Bila kita meminjamkan uang dengan imbalan bunga, kemudian hasil dan bunganya dipinjamkan lagi dengan cara yang sama, maka hasilnya adalah bunga majemuk (bunga berbunga).
Prinsip lain bunga majemuk yang penting untuk dipahami adalah jika persentase bunga (interest) makin besar, maka percepatan efeknya akan makin besar dan cepat pula. Efek bunga majemuk berlaku dalam hitungan keuangan multi tahun (majemuk).
Bunga majemuk berlaku dalam segala kalkulasi keuangan seperti investasi penanaman modal, pemberi utang kepada pengutang, atau juga berlaku dalam inflasi dan penurunan uang multi tahun bertingkat.
Cuan yang didapat jangan langsung diambil tapi digunakan kembali untuk menambah modal agar cuan yang didapat bisa maksimal dan sangat terasa.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz