KBRT – Aktivitas perdagangan di Terminal Tipe A Surodakan, Trenggalek, terus meredup. Dari total 15 kios yang mengitari ruang tunggu terminal, hanya tujuh kios yang kini rutin beroperasi.
Sukati (50), pedagang makanan setempat, menyampaikan bahwa para pedagang mulai berhenti berjualan satu per satu sejak 2021.
"Sudah lama tutupnya, sekitaran 3 atau 4 tahun sudah ada, sekarang itu sepi banget, kalau habis ashar sudah tidak ada orang," katanya.
Perempuan yang akrab disapa Kati itu menjelaskan bahwa turunnya pendapatan pedagang sejalan dengan berkurangnya jumlah pengguna terminal maupun bus di Trenggalek.
Lebih lanjut, Kati menuturkan bahwa sepinya pengguna bus membuat ruang tunggu terminal semakin kosong, termasuk kios-kios di sekitarnya yang kehilangan fungsi selama beberapa tahun terakhir.
"Pedagang yang berhenti itu, karena jualannya tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup. Alhamdulillah kalau saya masih dicukupi uang dari anak," ungkapnya.
Sebelum pandemi Covid-19, Kati bisa meraih pendapatan harian hingga Rp400 ribu, meskipun belum dihitung bersih. Namun kini, pendapatannya tidak lagi stabil.
"Kalau sekarang dapat 300 ribu itu sudah maksimal, jarang sekali dapat segitu. Beda sama mau hari raya bisa 2 atau 3 kali lipat," katanya.
Kondisi serupa juga dialami oleh Nurhadi (65), pedagang yang sudah berjualan di Terminal Surodakan selama kurang lebih 35 tahun. Ia mengatakan pendapatannya turun drastis dalam tiga tahun terakhir.
"Saya berjualan kurang lebih 35 tahun. Sekarang kadang tidak laku, kadang cuma laku dua porsi makan. Pedagang-pedagang lain yang tutup itu ada yang baru tutup ada yang sudah lama, ya ada yang cerita ke saya sudah tidak cukup buat hidup sehari-hari," katanya.
Nurhadi tetap memilih bertahan karena tidak memiliki sumber pendapatan lain selain berdagang di terminal.
"Sepi atau ramai, bagaimanapun kondisinya saya harus jualan. Ladangnya cuma di sini, yang jadi pertanyaan saya itu kenapa kok bisa terus sepi begini," tuturnya.
Terkait kondisi ini, Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Surodakan Trenggalek, Devi Ariandi, telah dihubungi namun belum memberikan jawaban.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz








