Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Nggeblok, Panen Padi Tradisional yang Mulai Ditinggalkan Warga Trenggalek

  • 21 Feb 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Mukri (64), warga RT 7 RW 2, Desa Krandegan, Kecamatan Gandusari, pada hari Kamis (20/02/25), Mukri ditemui sedang beristirahat di pinggiran Jalan Raya Krandegan, terlihat di kiri dan kanan jalan terhampar padi yang sebagian sudah menguning.

    Dalam kesempatan itu Mukri bercerita bahwa ia habis memanen sawahnya dan nggeblok padi bersama menantu dan teman-teman peternaknya. “Baru saja teman - teman pencari pakan bubar, tadi ada 5 orang yang membantu saya Nggeblok padi sekaligus cari pakan ternak disini,” jelasnya.

    Sembari mengumpulkan bulir- bulir padi untuk dimasukkan ke karung ia mengatakan sawah yang dipanennya ini berluas 13 RU, luas yang menurutnya kecil tapi sangat ia sayangi.

    “Saya tidak pernah menggunakan Dozer (mesin panen padi) di sawah saya, setiap panen selalu saya Geblok sendiri, toh juga tidak lama karena pasti dibantu teman - teman yang cari pakan ternak,” celetuknya.

    Mukri menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk memanen sawahnya menggunakan Geblok, ia mengaku sangat terbantu dengan peternak yang cari pakan di sawahnya, ia juga senang karena saat Nggeblok Mukri dapat bernostalgia mengenang dahulu saat musim panen tiba, persawahan selalu ramai penuh dengan petani yang serentak memanen sawahnya.

    “Dulu kalau masa tanam dan musim panen tiba persawahan selalu dipenuhi petani dari desa, tidak seperti sekarang yang panen menggunakan Dozer lalu pemilik sawah hanya lihat dari pinggiran menunggu hasil,” kenangnya.

    Mukri memilih menggunakan Geblok selain karena ia keberatan untuk menyewa mesin pemanen padi di sawahnya yang kecil, Ia juga memikirkan kerusakan yang dapat dihasilkan oleh mesin berat.

    “Saya enggan gunakan mesin berat karena sawah yang dipanen menggunakannya akan rusak tanahnya dan sulit untuk di bajak maupun ditanami,” paparnya.

    Dalam ceritanya Mukri menyadari Nggeblok sudah sangat jarang ditemui bahkan, ditinggalkan sekarang. Pemanenan padi sudah mengalami banyak peningkatan dan efisiensi, dulu sebelum marak mesin pemanen padi canggih yang biasa disebut Dozzer oleh para petani, lebih dulu mereka menggunakan alat perontok padi ditenagai mesin diesel yang mereka sebut Herek.

    Jauh sebelum mesin Diesel terjangkau oleh petani, mereka menggunakan Geblok, alat ini biasa terbuat dari kayu ataupun bambu yang dibentuk menjadi papan miring bercelah yang dapat merontokkan bulir padi dengan memukulkan batang padi secara berkali - kali ke papan, tetapi penggunaannya sudah mulai jarang dan ditinggalkan karena banyaknya tenaga yang diperlukan untuk merontokkan padi dengan Geblok.

    “Untuk menggunakan Geblok tidak diperlukan keahlian khusus, cukup tenaga dan stamina yang kuat Geblok dapat digunakan,” tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    journey scarpes