Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT

Nelayan Prigi Keluhkan Solar Langka, SPBU di Luar Watulimo Dinilai Tidak Efisien

  • 02 Aug 2025 12:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Di tengah musim panen ikan, nelayan di kawasan Pantai Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek menghadapi kendala serius terkait pasokan BBM jenis solar. Meski Dinas Kelautan dan Perikanan telah bekerjasama dengan SPBU di luar Watulimo, para nelayan menilai solusi tersebut masih belum efektif dan justru menambah beban operasional.

    Edi Purwanto, penguras Kapal SP. Jaya, menyatakan bahwa membeli solar di luar Kecamatan Watulimo tidak efisien, baik dari segi biaya maupun waktu.

    “Kalau ke sana tidak barengan ya biayanya. Biaya transportnya saja Rp500 ribu lebih, sekitar Rp700 ribu. Nelayan malasnya ya itu [kalau beli di luar daerah],” ujar Edi.

    Ia menambahkan, dua tahun lalu dirinya memang pernah membeli solar ke SPBU di luar Watulimo, ketika surat rekomendasi dari Dinas masih fleksibel. Namun kini, surat rekomendasi sudah mencantumkan tujuan SPBU secara spesifik.

    “Saya dulu sering beli di luar waktu surat rekomendasinya bisa pindah-pindah. Kalau sekarang suratnya ditujukan ke SPBU mana ya bisanya cuma di situ,” jelasnya.

    Edi juga menyoroti waktu tempuh yang lebih lama jika membeli solar di luar kecamatan. Sementara jika membeli di SPBU Watulimo, proses pengisian bisa selesai hanya dalam setengah hari.

    “Kalau cari di luar daerah waktunya juga kurang efisien. Misal cari di sini setengah hari selesai, kalau di luar daerah ya bisa sampai satu hari,” ungkapnya.

    Nelayan seperti Edi berharap agar saat musim ikan tiba, SPBU di Watulimo mendapat tambahan kuota solar agar mereka tidak harus menunggu hingga empat hari untuk bisa kembali melaut.

    “Kalau musim ikan, pasokan BBM jangan cuma satu rit. Misal sekarang tidak dapat, besok dapat, jangan sampai nunggu empat hari. Kalau sampai menunggu, hari berikutnya mau cari ke mana,” keluhnya.

    Mahmud Handoko, pemilik Kapal Primadona, juga mengeluhkan beban biaya yang meningkat saat harus mencari solar ke luar kecamatan.

    “Biaya membengkak, jelas. Untuk mobilisasi, ada biaya yang harus ditanggung pemilik kapal,” ucap Mahmud.

    Ia bahkan pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan saat sampai di SPBU yang dituju sesuai rekomendasi, namun stok solar sudah habis.

    “Sebenarnya gini, yang jelas ketika kita butuh tetap mencari. Memang sulit. Rekomnya sudah ditujukan ke salah satu SPBU, kita harus balik lagi minta rekom lagi. Itu yang bikin jengkel. Beratnya sudah sampai Trenggalek, SPBU yang ditunjuk habis jatah solarnya,” jelas Mahmud.

    Ia berharap, pemerintah daerah maupun pihak terkait segera menambah kuota BBM untuk SPBU yang berada di wilayah Watulimo, khususnya selama musim ikan berlangsung di Pantai Prigi.

    “Mohon pihak terkait membantu kuota BBM di SPBU Watulimo ditambah ketika musim ikan. Ketika ada ikan, kuota BBM di SPBU harus ditambah biar lancar,” tutupnya.

    Kabar Trenggalek - Mata Rakyat

    Editor:Zamz