KBRT - Generasi Alpha atau Gen A yang didefinisikan sebagai generasi yang lahir pada kisaran tahun 2010 hingga 2025. Hal ini dikutip dari Parenting Firstcry, ada seorang ahli demografi dan futuris bernama Mark McCrindle menciptakan sebuah istilah yaitu generasi alpha.
Prediksi Mark McCrindle akan ada sekitar 2,5 juta generasi alpha baru yang lahir di seluruh dunia setiap minggunya. Bahkan, ia memberi nama generasi alpha dengan sebutan “anak milenium” karena merupakan generasi pertama yang lahir di abad ke-21. Di tahun 2010 merupakan tahun diluncurkannya iPad dan juga Instagram yang sarat dengan istilah-istilah baru dalam teknologi.
Sejak lahir generasi alpha sudah lekat dengan teknologi. Jejak-jejak teknologi sudah dirasakan bahkan saat mereka belum mampu memahaminya.
Orang tuanya, yaitu generasi milenial sudah dikenal dengan generasi yang banyak bersentuhan dengan digital. Bisa dikatakan bahwa generasi alpha sebagai generasi yang sangat transformatif jika suatu saat perkembangan teknologi benar-benar berkembang secara masif dalam masa ini.
Menurut seorang psikolog bernama Kemang Marcelina Melisa, M.Psi, generasi alpha sedari lahir sudah hidup dengan perkembangan teknologi yang pesat baik dari segi pengetahuan, pengalaman, hingga perekonomiannya.
Seiring dengan kemajuan teknologi era digital, menunjukkan perbedaan generasi saat ini dengan generasi sebelumnya. Tidak dapat terelakkan bahwa anak zaman now jauh lebih cerdas dan lebih kritis.
Daftar Isi [Show]
Karakter Generasi Alpha
Berikut karakteristik generasi alpha dilansir dari buku Kiat Mengasuh Generasi Alpha karya Nadhirul Wismiyati, dkk sebagai berikut.
Dalam penelitian McCrindle Research, ditekankan pentingnya memahami karakteristik generasi alpha karena mereka yang mewakili masa depan dan memberikan pandangan untuk melihat dekade berikutnya dan seterusnya.
Berdasarkan penelitian etnografis yang dilakukan oleh Berkowitz, ia memberikan gambaran beberapa ciri generasi alpha yaitu tidak menyukai prinsip berbagi secara ekonomis, sangat lincah, mereka mengabaikan privasi, melepaskan diri dari segala bentuk pembatasan, menyukai susu alai, biskuit, pasta, nasi, sereal, dan vitamin, pemberontak dalam ritual keagamaan, berinovasi, menyukai hal yang sama dinikmati berulang-ulang, hidup pada zamannya dan terus berkembang, memiliki pola, dan pikiran yang cepat berubah, sehingga sulit ditebak.
Berbeda dengan Berkowitz, yang lebih menonjolkan sisi negatif dari generasi alpha, Schawbel memberikan prediksi generasi alpha adalah generasi yang memiliki banyak peluang dan tantangan.
Selanjutnya, Schawbel mengemukakan lima ciri generasi alpha yakni mereka adalah generasi yang lebih berjiwa wirausaha, lebih banyak mengenal teknologi dan sangat bergantung pada media sosial, mereka lebih suka berbelanja online dan lebih jarang melakukan kontak fisik dalam berkomunikasi dengan lawan atau teman bicara, akan lebih dimanjakan dan dipengaruhi oleh orang tuanya, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, lebih terdidik, dan lebih siap menghadapi tantangan yang lebih besar.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz