Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Mengenal Burung Kuntul, Hewan Inspirasi Jargon Holopis Kuntul Baris

Kabar Trenggalek - Anak kekinian zaman sekarang sudah jarang yang mengucapkan jargon-jargon yang memiliki arti mendalam. Salah satunya "Holopis Kuntul Baris". Bagi kamu yang baru mendengar jargon itu, mungkin kamu hanya akan fokus dengan kata kuntul-nya saja.

Holopis Kuntul Baris, memiliki arti tolong menolong dan gotong-royong. Jargon ini sering disuarakan sejak tahun 1960an, ketika masyarakat sedang mengerjakan sesuatu yang berat bersama-sama, misal mengangkat bahan bangunan yang berat.

"Holopis Kuntul Baris" diucapkan dengan semangat dan berulang-ulang ketika masyarakat melakukan pekerjaan berat bersama, mirip suara pasukan militer yang kompak saat baris-berbaris. Masyarakat yakin, jika jargon itu diucapkan dengan semangat dan kompak, maka pekerjaan berat bisa menjadi ringan.

Jargon Holopis Kuntul Baris juga dipopulerkan oleh Presiden Pertama Indonesia, yaitu Ir. Soekarno. Lelaki yang akrab disapa Bung Karno itu mengucapkan jargon Holopis Kuntul Baris dalam pidato-pidatonya. Bung Karno ingin masyarakat untuk gotong-royong dan saling membantu dalam kehidupan sehari-hari.

Jargon Holopis Kuntul Baris terinspirasi dari barisan burung kuntul saat terbang. Barisan burung kuntul merupakan sebuah simbol kebersamaan. Burung kuntul juga selalu berbaris dengan pola runcingan yang tajam.

Runcingan barisan burung kuntul itu dimaknai sebagai senjata yang mempu menusuk sebuah target. Harapannya, masyarakat yang menyuarakan jargon Holopis Kuntul Baris, dapat melesat dengan tajam, sehingga mampu mencapai tujuan bersama-sama.

Mengenal Burung Kuntul

Burung kuntul adalah sebutan untuk burung dari suku Ardeidae, dan tersebar di seluruh dunia. Burung kuntul memiliki kaki yang panjang dan berwarna hitam gelap. Leher burung kuntul juga panjang. Saat burung kuntul terbang, lehernya membentuk seperti huruf "s" dan tidak diluruskan.

Burung kuntul sering berbaris dan bergerombol. Selain warnanya putih bersih, bentuk tubuhnya agak besar dan ramping dari burung-burung lain yang sedang mencari makan di lahan basah.

Habitat burung kuntul di lahan basah, terumbu karang, atau pantai. Burung kuntul memakan ikan, katak, dan hewan invertebrata.

[caption id="attachment_25242" align=alignnone width=640] Burung kuntul dengan leher berbentuk huruf S/Foto: Pixabay[/caption]

Burung kuntul memiliki paruh runcing yang berfungsi untuk mematok mangsa di dalam air dengan cepat. Saat memangsa targetnya, kaki burung kuntul terus melangkah, dan matanya awas kembali untuk mencari mangsa lainnya.

Mengapa burung kuntul bergerombol? Burung kuntul sering bergerombol saat berkembang biak, makan, atau saat bertengger di atas pohon. Mereka sering berdiam diri di pohon besar bersama spesies burung lainnya seperti cangak atau bangau.

Kebiasaan burung kuntul dalam bergerombol ternyata berfungsi sebagai kekuatan untuk mengusir para pemangsa mereka. Saat burung kuntul bergerombol, maka para pemangsa bakal enggan mendekati mereka.

Burung Kuntul Kerbau Menjaga Alam

Burung kuntul kerbau merupakan burung dengan ukuran terkecil dari suku Ardeidae. Burung kuntul kerbau memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem alam. Sebab, salah satu sumber makanan mereka (serangga) ada di wilayah persawahan.

Selain serangga, burung kuntul kerbau juga memangsa binatang kecil di sawah, seperti ular, tikus, kodok, keong, ataupun ikan. Sehingga, burung kuntul kerbau sangat berperan dalam pengendalian hama serangga maupun hewan kecil di sawah dan lahan basah.

Kehadiran burung kuntul kerbau tentunya juga berarti bagi para petani. Selain peran mengendalikan hama, kebiasaan burung kuntul kerbau yaitu sering mengikuti para petani yang sedang mengolah atau membajak sawah. Burung kuntul kerbau juga sering terlihat berada di atas pundak kerbau milik petani. Sehingga, ada kesan bersahabat antara petani dan burung kuntul kerbau.

[caption id="attachment_25240" align=alignnone width=640] Burung kuntul di sawah/Foto: Pixabay[/caption]

Oleh karena itu, kehadiran burung kuntul sangat penting sebagai salah satu komponen keseimbangan lingkungan. Jika burung kuntul hilang, maka kestabilan ekosistem akan terganggu. Maka dari itu, burung kuntul termasuk binatang yang dilindungi.

Burung kuntul dilindungi dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Setiap orang yang membunuh burung kuntul

Kemudian, dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990  tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, mengatur pidana bagi siapapun yang membunuh burung kuntul bakal kena pasal 21 Ayat (2) Undang-Undang Nomor Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya. Bunyi pasalnya sebagai berikut:

Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup; (Pasal 21 ayat (2) huruf a), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2)).

Memaknai Ulang Holopis Kuntul Baris

Jika membaca ulang jargon "Holopis Kuntul Baris", dan penjelasan yang sudah diuraikan sebelumnya, masyarakat bisa memaknai lebih mendalam jargon tersebut. Bahwa, kehadiran burung kuntul tidak hanya dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan gotong-royong. Tapi ada tujuan luhur yang bisa dicapai masyarakat secara bersama-sama, yaitu semangat menjaga dan melestarikan alam.

Masyarakat meyakini, jika menyuarakan "Holopis Kuntul Baris" dengan semangat dan kompak, maka pekerjaan berat bisa menjadi ringan. Kita bisa memaknai bahwa pekerjaan berat itu adalah pekerjaan menjaga alam.

Bagaimana pekerjaan menjaga alam bisa menjadi berat? Tentu berat jika masyarakat dihadapkan dengan ancaman perusakan lingkungan, misalnya oleh industri ekstraktif tambang.

[caption id="attachment_25241" align=alignnone width=640] Burung kuntul sedang bergerombol/Foto: Pixabay[/caption]

Pihak perusahaan tambang memiliki modal, uang, kapital yang besar untuk mengeksploitasi alam demi keuntungan mereka sendiri. Mereka tidak memikirkan keberadaan masyarakat, hewan, tumbuhan, sumber air, dan lingkungan yang akan hilang akibat kegiatan yang biasa mereka sebut sebagai "pembangunan" itu.

Tapi jangan lupa, burung kuntul memiliki kebiasaan untuk bergerombol dengan burung kuntul lainnya. Bahkan juga bergerombol dengan burung jenis lain, hinggap di pundak kerbau, serta mengikuti para petani yang sedang bekerja di sawah.

Kebiasaan bergerombol itu memiliki tujuan supaya mereka bisa makan, menjaga ekosistem alam, serta mengusir para pemangsa. Para pemangsa itu bisa kita maknai sebagai kapitalis industri tambang.

Maka dari itu, jargon "Holopis Kuntul Baris" bisa dimaknai secara progresif dan revolusioner. Sehingga, kita dapat mengambil pelajaran bahwa dengan bergerombol, bersolidaritas, dan gotong-royong, kita bisa mengusir industri tambang yang akan merusak alam itu.