KBRT - Intervensi gizi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan.
Ada beberapa program intervensi gizi spesifik yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu Hamil dan Balita Kategori Kurus, pemberian makanan tambahan merupakan salah satu bentuk suplementasi gizi yang formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dan balita kategori kurus, pemberian makanan tambahan dilakukan kepada ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK).
Makanan tambahan yang diberikan ibu hamil KEK dalam bentuk biskuit yang terbuat dari terigu, lemak nabati tanpa hidrogenasi, gula, susu, telur, kacang-kacangan, buah kering, diperkaya dengan 11 vitamin (A, D, E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C dan Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium Zinc, Iodium, Fosfor dan Selenium) dengan atau tanpa Bahan Tambahan Pangan.
Makanan tambahan yang diberikan balita kategori kurus dalam bentuk biskuit yang terbuat dari campuran terigu, isolate protein, susu, lemak nabati yang tidak dihidrogenasi, sukrosa, diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Zinc, Kalsium, Natrium, Selenium, dan Fosfor) dengan atau tanpa Bahan Tambahan Pangan.
Berikut program intervensi gizi spesifik dilansir dari buku Intervensi Stunting karya Ali Khomsan, Alya Firdausi, Puspita Dewi, Aysha Ayunda Akbar. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi Remaja, WUS, dan Ibu Hamil
Tablet tambah darah adalah suplemen gizi yang mengandung senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat. Kesetaraan besi elemental dan tingkat bioavailabilitasnya berbeda berdasarkan senyawa besi yang digunakan sehingga TTD harus mengacu pada ketentuan WHO.
TTD bila diminum secara teratur dan sesuai aturan dapat mencegah dan menanggulangi anemia. Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah lebih rendah dari standar yang seharusnya.
Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Anemia rentan diderita oleh remaja putri, WUS, dan ibu hamil. Remaja putri dan WUS rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi setiap bulan dan juga remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besinya juga meningkat dan disarankan untuk mengkonsumsi TTD sebanyak 1 kali dalam seminggu, sedangkan untuk ibu hamil diberikan 1 TTD setiap hari selama kehamilan minimal 90 tablet.
Daftar Isi [Show]
Promosi dan Konseling Menyusui
Menyusui merupakan salah satu metode yang sangat efektif untuk menentukan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. ASI yang keluar pertama kali berwarna kekuningan dan kaya akan antibodi disebut kolostrum wajib diberikan kepada bayi.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa diberi makanan pendamping ataupun makanan pengganti ASI. Setelah bayi berusia 6 bulan, ia harus diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih 2 tahun.
Promosi dan Konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
Perlu makanan tambahan karena kebutuhan anak meningkat setelah usia 6 bulan. Oleh karena itu, makanan tambahan untuk anak diatas 6 bulan disebut MP-ASI.
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6–24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi atau anak.
Promosi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) perlu dilakukan dengan cara memberikan edukasi dan konseling kapada ibu yang memiliki anak. Pemberian konseling dan edukasi ini diharapkan dapat memenuhi prinsip gizi seimbang dan juga sesuai dengan rekomendasi WHO karena hal tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak.
Tata Laksana Gizi Buruk
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama. Gizi buruk mempunyai dampak jangka panjang dan pendek berupa gangguan pertumbuhan dan perkembangan, termasuk gangguan fungsi kognitif, kesakitan, risiko penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular di saat dewasa, serta meningkatkan risiko kesakitan dan kematian.
Suplementasi Mikronutrien
Suplementasi mikronutrien bertujuan untuk memenuhi kecukupan gizi bagi balita dan ibu hamil. Suplementasi mikronutrien terdiri dari suplementasi kalsium untuk ibu hamil serta suplementasi kapsul vitamin A, suplementasi taburia, dan suplementasi zinc untuk pengobatan diare bagi anak usia 0–59 bulan.
Kebutuhan kalsium selama kehamilan mengalami peningkatan. Apabila pada masa muda ibu mengalami defisiensi kalsium atau konsumsinya tidak mencukupi, maka simpanan kalsium dalam tulang akan digerogoti dan menyebabkan kerangka mudah rapuh. Kapsul vitamin A adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi yang diberikan kepada balita.
Pemberian kapsul vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Kekurangan vitamin A di dalam tubuh dapat mengalami gangguan penglihatan, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, dan berisiko menyebabkan kematian akibat infeksi
Taburia adalah tambahan multivitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita usia 6–59 bulan dengan prioritas balita usia 6–24 bulan. Taburia mengandung 12 macam vitamin dan 4 macam mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita.
Tujuan pemberian taburia untuk membantu balita tumbuh kembang secara optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, mencegah anemia, dan mencegah kekurangan zat gizi.
Pemeriksaan Kehamilan dan Imunisasi
Pemeriksaan antenatal care (ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, mampu menghadapi masa persalinan hingga masa nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Manajemen Terpadu Balita Sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah pendekatan pelayanan terintegrasi dalam tata laksana balita sakit yang berfokus pada kesehatan anak usia 0–59 bulan secara menyeluruh di layanan rawat jalan fasilitas kesehatan dasar.
Pada pelaksanaannya MTBS ini meliputi upaya kuratif, promotif, dan preventif. Upaya kuratif dilakukan dengan pengobatan secara langsung bagi balita yang sakit, seperti adanya penyakit pneumonia, diare, malaria, DBD, campak, maupun masalah gizi. Upaya promotif dan preventif dilakukan dengan cara konseling gizi, pemberian vitamin A, ataupun imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz