Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Ayum: Tradisi Nelayan Prigi Menyulam Jaring pada Waktu Tak Melaut

Lazimnya dilakukan setiap pertengahan bulan.

  • 04 Feb 2025 14:00 WIB
  • Google News

    KBRT -  Suara debur ombak Pantai Prigi menciptakan nada ritmik yang berulang ketika Sukatno menjelajahi jaring yang terbentang di pasir pantai. Dengan jeli, mata nelayan ini meneliti secara detail rangkaian jaring. Setelah menemukan bagian yang rusak, dia membawa jaring ke tempat yang nyaman. Saat itulah, Sukatno melakukan ayum.

    Ayum adalah kegiatan nelayan menyulam jaring yang rusak. Ini rutinitas bulanan nelayan ketika tidak melaut. Setelah ayum, jaring yang rusak diharapkan bisa digunakan kembali.

    “Kegiatan ayum sudah menjadi rutinitas kami ketika tidak musim ikan,” ujar Sukatno.

    Waktu ayum lazimnya pada pertengahan bulan. Pada waktu itu, jaring-jaring bertebaran di pesisir, bahkan tak sedikit yang melintang jalan. Serentak, paranelayan melakukan ayum.

    “Kami biasa ayum itu pada waktu bulan purnama sekitar tanggal 12 ke atas, tapi kalau tangkapan sedikit ya tidak ayum” ujarnya

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Meski dilakukan di fasilitas umum, kegiatan ini dinilai tidak mengganggu aktivitas warga sekitar maupun wisatawan yang berkunjung. Sebab, koordinator kegiatan ayum telah memetakan lokasi mana saja yang bisa dipakai untuk ayum. Tempat ayum itu bisa di pinggir jalan, bisa di bawah pohon kelapa. Asal nyaman, nelayan bisa duduk berjam-jam sembari menyulam. 

    Kegiatan ayum biasanya berlangsung selama 3 - 7 hari, tergantung lebar jaring dan tingkat kerusakan pada jaring. Proses menyulam jaring dilakukan oleh semua kru kapal mulai dari juru kemudi sebagai koordinator sampai dengan tenaga kapal.

    “Untuk estimasi ayum itu tergantung tingkat kerusakannya, bisa jadi cepat bisa jadi lama. Biasanya lebih dari 20 orang yang mengerjakan,” tandasnya.

    Lebih dari sekadar membenahi jaring agar bisa menjala ikan lagi, ayum sudah menjelma sebagai tradisi, bahkan waktu refreshing bagi nelayan mengisi waktu senggang, ketika berhenti melaut sejenak.

    Kabar Trenggalek - Feature

    Editor:Danu S

    ADVERTISEMENT
    journey scarpes