Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Langit Trenggalek Bakal Dihiasi Aksi Manusia Terbang Selama 5 Hari

Kabar Trenggalek - Kabupaten Trenggalek bakal punya gawe besar di bulan Juli 2022 ini. Yakni, Kejuaraan Nasional Paralayang yang melibatkan atlet-atlet olahraga udara (aero sport) dari berbagai provinsi di Indonesia. Nantinya, langit Trenggalek bakal dihiasi aksi manusia terbang selama 5 hari, Sabtu (02/07/2022).Kejuaraan Nasional (kejurnas) Paralayang ini mengambil kategori cross country race to goal (RTG) atau disebut XC yang menitikberatkan pada eksplorasi udara. Kejurnas Paralayang nantinya bertempat di Bukit Tunggangan, Desa Kendalrejo, Kecamatan Durenan, Trenggalek Jawa Timur.Muhammad Azmi, ketua Federasi Aero Sport Indonesia cabang Kabupaten Trenggalek, menjelaskan bahwa Kejurnas Paralayang yang digelar tahun ini merupakan tindak lanjut dari event yang sempat tertunda di Tahun 2020 karena pandemi Covid-19."Dulu di tahun 2020 sudah pernah diagendakan, tapi karena ada pandemi, kami membatalkannya, nah di tahun ini kami tidak ingin kehilangan momen, Kejurnas Paralayang kategori CrossCountry Race to Goal dilaksanakanbulan ini," terangnya ketika dihubungi reporter Kabar Trenggalek.Kegiatan Kejurnas Paralayang bakal dilaksanakan selama lima hari, yakni tanggal 15 sampai 20 juli 2022. Puluhan atlet paralayang terbang serentak dari di Bukit Tunggangan dan finish di area seputaran kota Trenggalek. Setiap atlet dibekali GPS khusus penerbang sebagai petunjuk rute."Jadi semua atlet dari berbagai provinsi akan diterbangkan serentak dari Bukit Tunggangan dan dibekali GPS khusus sebagai penunjuk arah, nantinya mereka di arahkan di tempat finish" jelas Azmi penuh semangat.Azmi berharap, kegiatan kejuaraan paralayang ini dapat menghibur masyarakat pascapandemi covid-19 dan mendukung pemerintah dalam memajukan Kabupaten Trenggalek.[caption id="attachment_16223" align=aligncenter width=1080]Poster Kejuaraan Nasional Paralayang 2022 Poster Kejuaraan Nasional Paralayang 2022/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Menurut Azmi, jika merujuk dari kegiatan serupa yang pernah dihelat Tahun 2018 dan 2019, antusias masyarakat sangat bagus karena olahraga udara masih dianggap hal baru."Kami sukses menggelar event serupa di tahun 2018 dan 2019, banyak masyarakat yang menonton, sepertinya mereka [masyarakat] belum terlalu familiar dengan olahraga udara, jadi masih banyak yang penasaran, apalagi kejurnas tahun ini dilaksanakan selama lima hari berturut-turut" ungkap Azmi.Menariknya, kata Azmi, para atlet tidak diberi batas waktu terbang, mereka dibebaskan untuk mengeksplorasi langit Trenggalek sesuka hati dari pagi sampai sore hari, akan tetapi untuk start dan finish sudah ditentukan oleh panitia."Paralayang atau paragliding kategori cross country atau lintas alam ini membebaskan atlet untuk terbang melayang di langit Trenggalek, sepuas-puasnya mereka, bahkan mereka makan di udara," terang Azmi lebih lanjut.Selain mengenalkan dan menarik minat warga Trenggalek, menurut Azmi, kegiatan semacam ini diharapkan mampu membangkitkan ekonomi masyarakat. Lantaran, saat ini telah banyak berdiri warung-warung rakyat di sekitar Bukit Tunggangan. Tempat ini populer setelah ditetapkan sebagai sport olahraga udara."Dulu tidak banyak warung makan dan warung kopi di area ini, dulunya hanya tempat tandus yang ditumbuhi ilalang, sekarang banyak tempat usaha rakyat yang dibuat, karena selain sebagai spot olahraga udara, bukit tunggangan juga banyak disinggahi masyarakat yang hobi kemah [bermalam di hutan] serta bertamasya," jelas Azmi.